Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/10/2018, 18:59 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Bencana alam yang terjadi di Palu, Donggala dan Lombok beberapa waktu lalu menyayat hati Bangsa Indonesia.

Ungkapan rasa peduli terhadap korban bencana itu pula yang lantas menjadi inspirasi di balik koleksi busana desiner Anne Avantie.

Koleksi itu ditampilkan di gelaran Jakarta Fashion Week 2019, Selasa (23/10/2018) malam.

Harapan besar dan kekuatan terselip di balik koleksi busana tersebut.

Menurut Anne, setiap orang pasti mengalami kedukaan, namun duka harus berlalu dan semuanya harus bangkit agar roda kehidupan berjalan seperti semula.

Baca juga: Berkacamata Hitam dan Boots, Menteri Susi Hebohkan Panggung JFW 2019

“Saya ingin memberikan inspirasi bagi industri-industri kreatif yang tertimpa bencana, bahwa kreatif tak kenal waktu."

"Saya ingin membangkitkan semangat mereka bahwa kain tenun Lombok, Palu, dan Donggala harus terus dihidupkan,” ujar Anne di JFW fashion tent di Senayan City.

Koleksi bertema “Badai Pasti Berlalu” tersebut menampilkan 50 busana tenun, utamanya tenun Lombok.

Material tersebut melebur bersama brokat, manik-maik, bordir, sulam, hingga kebaya yang menjadi ciri khas rancangan Anne Avantie.

Busana tenun pun dibawakan dengan berbagai macam tampilan yang dibagi ke dalam sejumlah pembabakan.

Pada babak awal, Anne memadukan tenun dengan kebaya sebagai ciri khas rancangannya.

Kebaya yang ditampilkan pun masih bergaya klasik. Misalnya, kebaya kutu baru yang dipadukan dengan kain tudung berwarna senada.

Baca juga: Berburu Batik di Pasar Tiban Anne Avantie

Beberapa warna tampak mendominasi pada sequence tersebut. Misalnya hijau, biru tua, dan merah.

Peragaan busana tersebut semakin tampak terkonsep dengan sempurna ketika diselingi dengan tarian para model yang melenggok anggun dengan busana tenun dan kain yang menjuntai seperti sayap.

Babak demi babak dilalui, kebaya yang ditampilkan tampak semakin modern.

Misalnya, perpaduan kebaya kontemporer dan tenun yang dibentuk menjadi rok A-line.

Beberapa kebaya yang ditampilkan bahkan tampak transparan dan mengekspos bagian-bagian tertentu, seperti punggung, lengan, dan kaki jenjang dari para model.

Pada koleksi lainnya, Anne memadukan kebaya dan kain tenun yang dibawakan dengan tampilan evening gown.

Beberapa model tampak menggunakan hiasan kepala dengan warna tenun senada.

Desainer asal Semarang itu juga melakukan eksperimen dengan menampilkan busana tabrak warna yang dipadukan dengan kain tenun yang menjuntai bak jubah raja.

Lengkap dengan hiasan kepala unik yang menonjolkan kesan etnik.

Supermodel hingga menteri

Kejutan tak berhenti pada eksperimen-eksperimen Anne pada model busana kebaya dan tenun yang ditampilkannya.

Baca juga: Cara Anne Avantie Atasi Kejenuhan, Masak Hingga Layani Foto Bareng

Sejumlah figur publik terlihat turut meramaikan runway. Mulai dari Maia Estianti yang melenggang anggun dengan outer tenun berwarna dominasi hitam, hingga Tantri Kotak yang tampil dengan tenun bernuansa merah dan busana serba hitamnya.

Ada pula Rayi RAN dan Marion Jola yang tampil berdampingan di atas catwalk.

Deretan nama model papan atas juga turut meramaikan panggung JFW Selasa malam.

Seperti Whulandary Herman, Kimmy Jayanti, Kezia Warouw, hingga Patricia Gunawan yang sempat membuat runway riuh ketika muncul dengan balutan kebaya bernuansa emas.

Kemunculan yang paling ditunggu adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang tampil menutup peragaan busana malam itu.

Susi tampil nyentrik dengan kacamata hitam dan thigh high boots, serta outer tenun yang berkibar bak sayap.

Penampilan Susi tampak lebih segar dengan balutan turban bernuansa biru-hitam serta anting hoop emas yang berkilau.

Baca juga: Perayaan 29 Tahun Berkarya, Anne Avantie Tampilkan 100 Koleksi

Kemunculan Susi membuat seisi fashion tent riuh, sorak-sorai bersahutan dan suasana menjadi jauh lebih hidup.

Hingga akhirnya Anne Avantie pun muncul dari balik panggung dan menerima banyak karangan bunga atas kesuksesannya malam itu.

Di balik kemeriahan panggung JFW, tersemat harapan dan ungkapan suara hati Anne agar para nelayan yang menjadi korban bencana bisa kembali melaut, industri tenun hidup kembali, dan roda kehidupan berangsur pulih.

“Melalui seni, kisah sedih itu harus bertingkat seperti sehelai benang yang berproses menjadi selembar kain tenun yang indah,” kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com