Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/10/2018, 20:25 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengobatan kanker memberikan sejumlah dampak terhadap tubuh, termasuk bagian kulit. Tak terkecuali terapi yang dijalankan oleh para penyintas kanker payudara.

Mereka berisiko mengalami kelainan kulit setelah menjalani terapi, misalnya kulit jadi kering, hiperpigmentasi, alergi, dan lainnya.

Meski begitu, adanya perubahan kulit tak perlu dikhawatirkan. Ahli gizi sekaligus survivor kanker payudara Patsy S. Djatikusumo menjelaskan, semua penyintas kanker bisa kembali cantik dengan menerapkan pola hidup sehat.

"Bagaimana cantik setelah mengalami badai kemoterapi, operasi, radioterapi. Badai pasti berlalu, kita akan keluar sebagai pemenangnya dan jauh jauh lebih cantik."

Hal itu diungkapkan Patsy dalam acara diskusi bersama Hijup serta para pejuang kanker payudara dan survivor di bilangan Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (24/10/2018).

Menurutnya, setiap penyintas kanker bisa mulai mempersiapkan diri untuk kembali cantik sejak pertama kali melakukan operasi (jika tidak ada komplikasi).

Pada hari operasi tersebut, terapi nutrisi juga bisa mulai dilakukan.

Ahli gizi sekaligus survivor kanker payudara Patsy S. Djatikusumo ketika mengisi acara  diskusi bersama Hijup serta para breast cancer warrior dan survivor di bilangan Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (24/10/2018).Dok. Hijup Ahli gizi sekaligus survivor kanker payudara Patsy S. Djatikusumo ketika mengisi acara diskusi bersama Hijup serta para breast cancer warrior dan survivor di bilangan Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (24/10/2018).
Patsy menjelaskan, seorang pejuang kanker mengalami stres ketika operasi, baik jiwa maupun pada sel-sel tubuh.

Baca juga: Efektifkan Kemoterapi, Pasien Kanker Disarankan Berolahraga

Apalagi jika orang tersebut setelah operasi tak mau makan, maka luka akan sulit menutup dan sembuh. Luka yang lebih hebat pun berpotensi terjadi.

"Jadi hari pertama (terapi) harus memerhatikan nutrisi," katanya.

Patsy mengingatkan para pejuang kanker untuk tetap menerapkan pola makan dengan gizi seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi tiga makronutrien: karbohidrat, protein dan lemak. Ketiganya punya peranan masing-masing yang tidak bisa tergantikan.

Ia juga mengingatkan untuk tak mengurangi atau menghilangkan zat gizi apapun. Meski begitu, komposisi makanan masih boleh diubah.

"Misalnya, dulu makan karbohidrat 70 persen, sekarang bergeser ke karbohidrat kurang lebih 50 persen. 30 persen lemak baik dan sisanya lemak," kata Patsy.

Bagi penderita kanker yang memiliki kondisi ginjal baik, menurutnya diperbolehkan mengkonsumsi protein hingga 20 persen. Alasannya, protein dinilai sangat baik untuk mengganti sel tubuh yang rusak akibat operasi.

Nutrisi untuk kecantikan kulit

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com