KOMPAS.com - Sebuah tim peneliti di Perancis mempelajari 68.946 sukarelawan dewasa yang memberikan data tentang seberapa sering mereka menyantap makanan, minuman, dan suplemen organik.
Mereka yang ambil bagian dalam penelitian ini mendapatkan skor berdasarkan keterangan yang mereka berikan.
Skor tersebut berangkat dari seberapa sering mereka menyantap makanan organik, mulai dari rentang "sepanjang waktu", hingga "tidak pernah", atau "tidak tahu".
Berdasarkan dari dari dua tindak lanjut penelitian di tahun 2009 dan 2016, peneliti melacak keberadaan diagnosa kanker, -yang paling umum adalah kanker payudara.
Baca juga: Perawatan Kulit Berbahan Organik dari Watsons
Sebagian kanker lain yang diobservasi, termasuk prostat, kulit, kolorektal (usus besar), dan limfoma (getah bening), serta Limfoma non-Hodgkin. adalah kanker yang berkembang di kelompok sistem limfatik atau getah bening.
Nah, dari studi kasus tersebut didapatkan data, mereka yang mengaku mengonsumsi lebih banyak makanan organik ternyata kemungkinannya lebih rendah didiagnosa mengidap kanker, dibanding kelompok lainnya.
Berdasarkan riset ini ditemukan, mereka yang banyak menyantap makanan organik memilik potensi 25 persen lebih rendah terdiagnosa mengidap kanker.
Bahkan, angka itu menjadi lebih kuat hingga separuhnya untuk kasus kanker Limfoma non-Hodgkin.
Baca juga: Dewi Kauw Meracik Bahan Organik untuk Kulit Bermasalah
Limfoma non-Hodgkin adalah kanker yang berkembang di kelompok sistem limfatik atau getah bening.
Hasil penelitian ini dipublikasikan pada awal pekan ini dalam JAMA Internal Medicine.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.