Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Perlu Diajarkan Orangtua pada Anak Tentang Media Sosial

Kompas.com - 25/10/2018, 15:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Parents

KOMPAS.com - Media sosial bagaikan dua sisi mata uang. Di balik sejumlah keuntungannya, memang banyak sisi negatif yang mengintai.

Sayangnya, melarang anak usia pra-remaja untuk tidak menggunakan media sosial sebelum  dewasa tidaklah menyelesaikan persoalan.

Faktanya, banyak anak yang mengakali aturan usia minimal atau memakai email orangtua untuk membuat akun media sosial.

Menurut penelitian 2017 dari Ofcom, regulator untuk layanan komunikasi di Inggris,  terungkap 28 persen orang memiliki akun media sosial dari usia 10 tahun, 46 persen dari 11 tahun, dan 51 persen dari 12 tahun.

Artinya, alih-alih melarang, justru kian memperkeruh masalah. Sebab, anak-anak bermain medsos secara sembunyi-sembunyi, plus tanpa arahan dan rambu yang jelas.

Sebenarnya, media sosial bukan ancaman jika digunakan dengan baik. Di Instagram atau Youtube, misalnya, kita bisa mendapat pengetahuan atau inspirasi karya-karya kreatif orang.

Namun, orangtua juga harus menyadari potensi paparan cyberbullying dan konten yang tidak pantas di media sosial.

Anak-anak yang lebih muda, khususnya, mungkin tidak menyadari konsekuensi dari aktivitas online mereka.

Baca juga: Sempurna ala Media Sosial dan Rasa Iri yang Lahirkan Tekanan Psikologi

nIstagram baru-baru ini berkolaborasi dengan National PTA untuk membuat panduan baru bagi orangtua yang disebut Know How to Talk with Your Teen About Instagram: A Parent’s Guide.

Panduan ini, yang tersedia dalam format cetak, video, dan digital, mendorong orang tua untuk bertindak ketika menyangkut privasi, interaksi, dan waktu yang dihabiskan anak mereka di media sosial.

Namun Eddie Ruvinsky, direktur teknik di Instagram, mengatakan pemantauan bukanlah solusi akhir.

"Ini benar-benar tentang memastikan bahwa orangtua memiliki kepercayaan dan diskusi lebih lanjut dengan anak untuk setiap kegiatan yang mereka lakukan," katanya.

Berikut adalah beberapa tips untuk membantu orangtua memulai ketika mengajarkan kebiasaan media sosial yang baik kepada anak secara dini:

Mulai lebih awal

Pakar media sosial Ana Homayoun, yang juga bekerja sama dengan Instagram untuk membuat panduan, mengatakan, orangtua harus memulai percakapan tentang media sosial dengan anak sejak dini.

"Sekali pun anak-anak tidak memiliki media sosial, banyak yang online dari usia dini dan menggunakan situs web yang berbeda," katanya.

"Dalam pengalaman saya, anak-anak tidak diberitahu tentang Instagram dan aplikasi media sosial lainnya dari orang tua mereka, sehingga mereka belajar dari teman, kakak, dan influencer lainnya. Karena itu, penting bagi orang tua mengambil peran aktif dalam mendorong diskusi tersebut."

Baca juga: Media Sosial Membuat Kita Semakin Dungu?

Membuat rencana

Hamayoun menyarankan untuk menggali lebih dalam soal alasan anak membuka akun media sosial.

Penggalian itu bisa dengan pertanyaan terbuka seperti--mengapa ingin bergabung dengan Instagram, pengalaman positif apa yang didapat, siapa yang dapat dituju jika sesuatu terasa tidak nyaman dan tidak berjalan seperti yang direncanakan.

"Melakukan pencegahan semacam itu memungkinkan anak untuk secara proaktif memikirkan tentang bagaimana mereka mendefinisikan dan menciptakan pengalaman penggunaan media sosial yang positif," kata Homayoun.

Dia menyarankan menggunakan tiga pendekatan dalam membingkai diskusi--sosialisasi yang sehat, pengaturan diri yang efektif dan keamanan secara keseluruhan.

Prioritaskan privasi

Kepala riset Instagram Lori Malahy mengungkapkan, banyak orang tidak mengetahui bagaimana menggunakan dan berperilaku di Instagram.

Mengubah akun pada mode pribadi, misalnya, berarti hanya pengikut yang disetujui yang dapat melihat, berkomentar, dan menyukai konten.

Fitur ini dapat mencegah informasi pribadi anak berakhir di tangan yang salah.

Direktur analitik di Instagram, Dan Zigmond, misalnya, sekali pun membebaskan anak memiliki akun media sosial, namun diawasi ketat, karena mengharuskan mereka untuk mengenal orang yang ingin jadi pengikut.

Memiliki etika

Komentar negatif--baik menerima atau pun mengirim bisa memberikan masalah bagi anak. Oleh karena itu, lebih baik membicarakan lebih dulu soal etika bermedia sosial.

Terapkan batas waktu

Anak-anak perlu memiliki batas waktu bermain media sosial, sehingga tak melupakan sosialisasi di dunia nyata.

Diskusikan bersama untuk menentukan jumlah waktu yang tepat per harinya--entah 15 menit atau satu jam dan sepakati bersama konsekuensinya jika aturan ini dilanggar.

Ajarkan akuntabilitas

Cyberbullying kian marak saat ini. Menurut laporan Youth Risk Behavior Surveillance System tahun 2017 dari Centers for Disease Control and Prevention, misalnya, hampir 15 persen siswa sekolah menengah yang disurvei mengaku mengalami cyberbullying dalam kurun 12 bulan belakangan.

Untungnya, kini Instagram memungkinkan pengguna mengontrol bullying dengan menghapus komentar negatif, serta melaporkan perilaku negatif dan memblokir individu yang tidak disukai.

Ajari anak untuk memperhitungkan semua tindakan yang dilakukan di dunia maya.

Beri contoh positif

Anak-anak belajar seperti spons, dan mereka terus belajar lewat contoh di sekitarnya. Dengan mempraktikkan kebiasaan media sosial yang positif, maka kita menyiapkan anak-anak untuk pengalaman media sosial yang positif, bermanfaat, dan menginspirasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Parents
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com