Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/10/2018, 10:16 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber DMarge

KOMPAS.com - Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan ketajaman daya ingat. Salah satu yang paling mudah mungkin adalah dengan cara bernapas lewat hidung.

Para peneliti di Karolinska Institutet di Swedia menemukan bahwa cara manusia bernafas bisa memengaruhi konsolidasi ingatan.

Lebih spesifik, para peneliti meyakini, cara bernafas melalui hidung setelah disuguhkan berbagai bau akan membuat seseorang lebih mudah mengingat ketimbang bernafas melalui mulut.

"Ini pertama kalinya seseorang mendemonstrasikan hal ini," kata Artin Arshamian, peneliti di Departemen Klinik Neurosains di Karolinska Instituet.

"Studi kami menunjukkan bahwa kita mampu mengingat bau lebih baik saat bernafas menggunakan hidung, ketika memori terkonsolidasi atau terjadi proses antara pembelajaran dan pengumpulan ingatan kembali," lanjutnya.

Hubungan antara pernafasan dan ingatan sudah sejak lama ditemukan, namun para peneliti kerap terhambat dalam mengungkapkan hasilnya. Alasannya, binatang subjek percobaan yang digunakan, misalnya tikus, tidak bisa bernafas secara alami melalui mulut.

Sementara pada percobaan kali ini, para peneliti meminta beberapa orang untuk mengingat 12 bau yang berbeda dalam dua kesempatan.

Kemudian, mereka diminta untuk bernafas lewat mulut atau hidung selama satu jam.

Ketika sudah melewati waktu tersebut, para peneliti menampilkan serangkaian bau. Lalu para partisipan ditanyakan, apakah bau tersebut adalah yang mereka cium pada sesi sebelumnya atau baru dikenalkan.

Hasilnya, para partisipan yang bernafas melalui hidung mampu mengingat bau dengan lebih baik.

Baca juga: Menarik Napas, Menenangkan Diri

Menurut Arshamian, hubungan cara bernafas dengan perilaku memang bukanlah hal baru. Pengetahuan tentang hal itu sudah sejak lama diketahui pada area seperti meditasi.

Hanya saja, belum ada yang membuktikannya secara keilmuan soal dampaknya terhadap otak.

"Kini kami punya cara bagaimana mengungkapkan pengetahuan tersebut secara klinis," katanya.

Arshamian berharap, fase penelitian berikutnya akan mampu mengukur stimulasi pada otak selama bernafas dan kaitannya dengan ingatan.

Sebelumnya, diperlukan penetrasi elektroda ke dalam otak dan hal tersebut tak dimungkinkan. Namun Arshamian dan koleganya Johan Lundström tengah berupaya mengukur aktivitas otak dengan alat pengukur penciuman dan otak tanpa harus memasukkan elektroda.

Jadi, ingatlh ketika kamu ragu, cobalah bernafas melalui hidung agar lebih mengingat bau di sekitar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber DMarge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com