JAKARTA, KOMPAS.com – Ny. Tjoa Giok Tjiam adalah pengusaha batik peranakan Tionghoa yang pertama kali mempopulerkan Batik Tiga Negeri.
Dimulai sejak tahun 1910, Batik Tiga Negeri keluarga Tjoa diproduksi selama tiga generasi hingga 2014.
Meski tak lagi diproduksi, Batik Tiga Negeri keluarga Tjoa terbilang tak mahal.
Ketua penyelenggara Pameran Batik Tiga Negeri di Dharmawangsa Hotel beberapa waktu lalu sekaligus kolektor batik, Dwita Herman menjelaskan, ada dua genre Batik Tiga Negeri keluarga Tjoa.
Genre tersebut adalah pembatikan kopi tutung dan pembatikan biasa.
Baca juga: Harapan di Balik Lahirnya Museum Batik 3 Negeri di Lasem
Pembatikan kopi tutung sangat halus dan memiliki motif cokelat tua. Sementara pembatikan biasa harganya cenderung lebih murah, dan memiliki warna cokelat kekuningan.
“Kalau kopi tutung sangat halus bisa Rp 10-15 juta. Tapi Tiga Negeri biasa sekitar Rp 1-2,5 juta,” kata Dwita saat dihubungi Selasa (30/10/2018).
Hal itulah yang membuat para kolektor batik kepincut dengan Batik Tiga Negeri keluarga Tjoa.
Dengan harga yang terbilang tidak mahal, kualitas batik mereka dinilai sangat baik dan memiliki latar yang unik.
Menurut Dwita, para anggota keluarga Tjoa kerap menciptakan latar sendiri yang kemudian menjadi ciri khas mereka.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.