Sistem ventilasi sepatu itu juga diterapkan pada sepatu basket yang dikeluarkan tahun 1965. Walau mirip pendahulunya, sepatu bernama Basketball Deluxe itu mengalami banyak perbaikan, seperti dalam hal bahan kanvas dan solnya yang lebih kuat namun ringan.
Para penggunanya mengatakan bahwa sepatu itu tidak membuat kaki kepanasan walau dipakai berjam-jam, sehingga ia dijuluki Magic Ventilation. Hasilnya, penjualan Onitsuka pun meningkat pesat.
Garis trade mark
Pada tahun 1960-an, sepatu-sepatu Onitsuka Tiger pun mulai terlihat di berbagai ajang olahraga dunia, terutama sejak Olimpiade musim panas tahun 1964 yang diselenggarakan di Tokyo.
Sepatu-sepatu baru pun dibuat, termasuk seri all training shoes bernama Limber yang diperkenalkan tahun 1966 untuk menyambut Olimpiade Mexico.
Sepatu Limber adalah sepatu Onitsuka pertama yang menggunakan garis lengkung seperti yang kita kenal sekarang. Sebelumnya, sepatu-sepatu Onitsuka memiliki berbagai bentuk garis, termasuk tiga garis sejajar seperti yang dipakai adidas.
Adapun sepatu dengan garis khas seperti yang kita kenal sekarang ini dipasarkan dengan nama Mexico 66, dan menjadi seri paling populer dan paling diminati hingga detik ini. Garis trade mark-nya pun terus digunakan pada sepatu-sepatu Onitsuka Tiger maupun Asics.
Kepopuleran Onitsuka bahkan membuat perusahaan asal AS, Blue Ribbon Shoe Company mengimpor sepatu itu dan menjadi distributor di AS. Belakangan, perusahaan ini membuat sepatu mereka sendiri dan merupakan cikal bakal lahirnya Nike yang menjadi pesaing Onitsuka.
Baca juga: Kisah di Balik Kemiripan Onitsuka Tiger Corsair dan Nike Cortez
ASICS
Tahun 1977, Onitsuka Tiger bergabung dengan perusahaan sepatu GTO dan Jelenk, kemudian ketiganya menjadi ASICS, singkatan dari Anima Sana In Corpore Sano, dalam bahasa Latin berarti dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
Sebagai hasil penggabungan tersebut, ASICS mulai fokus pada berbagai macam produk dalam cakupan yang lebih luas, termasuk peralatan ski, baseball, hingga golf. Walau mereka terus membuat sepatu olahraga, namun seri-seri ikonik Onitsuka Tiger mulai tenggelam.
Sayang, beberapa tahun berjalan, bisnis ASICS ikut meredup, sampai pada tahun 90-an perusahan itu merugi sembilan tahun berturut-turut. Penyebabnya beragam, mulai dari kondisi ekonomi sampai munculnya banyak pesaing baru.
Bangkitnya sang Macan
Namun seperti kisah-kisah perjalanan yang heroik dan romantis, ASICS kembali bangkit setelah kembali pada desain-desain ikoniknya. Tahun 2002, nama Onitsuka Tiger bahkan dihidupkan kembali sebagai lini fashion dan lifestyle dari ASICS.