Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlalu Sering Olahraga Kardio Ternyata Tidak Baik untuk Kesehatan

Kompas.com - 01/11/2018, 07:07 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Ketika kita terus berlari atau berenang tanpa kenal istirahat, artinya jantung akan terus-terusan bekerja ekstra keras untuk memompa lebih kencang.

Lambat laun, serat-serat otot jantung akan terurai dan mengalami sobekan mikroskopik seperti halnya pada otot kaki yang dipakai lari berlebihan. Sobekan-sobekan ini pada akhirnya justru akan melemahkan kerja jantung.

Sobekan otot jantung karena olahraga terlalu intens juga memiliki dampak jangka panjang. Salah satunya penurunan ketahanan tubuh dalam beraktivitas.

Artinya, bukan tidak mungkin kita justru akan lebih cepat kelelahan meski tidak beraktivitas terlalu berat. Kemungkinan terburuknya adalah gagal jantung spontan.

Apa tandanya jika saya sudah kardio terlalu sering?

Jika kamu mengalami beberapa hal berikut, mungkin sudah saatnya berhenti olahraga sejenak dan istirahatkan tubuh sampai merasa fit kembali.

  • Tidak ada penurunan berat badan. Olahraga kardio seharusnya efektif untuk menurunkan berat badan. Namun ketika sudah berlebihan, efek tersebut sudah tidak dapat dirasakan lagi atau bahkan berat badan malah makin bertambah karena tubuh telah kebal.
  • Badan terasa lunak, tidak makin berotot – Proses katabolisme akibat terlalu sering kardio tidak hanya menyebabkan penguraian jaringan lemak tapi juga jaringan otot. Tubuh mungkin terlihat lebih kurus, namun itu juga karena kehilangan massa otot.
  • Merasa lelah sepanjang waktu – Peningkatan hormon stres kortisol dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur keseimbangan energi.
  • Merasa jenuh dengan olahraga – Jenuh berolahraga adalah tanda yang paling umum muncul ketika kita sudah berlebihan melakukannya.

Bagaimana cara memperbaikinya?

1. Selingi dengan jenis olahraga lain

Apabila kamu masih tetap ingin berolahraga kardio, sebaiknya kurangi intensitasnya sementara dan selingi sesekali dengan jenis olahraga otot (strength training). Misalnya angkat beban, pull-up, push-up, atau squat.

Strength training berguna untuk kembali meningkatan metabolisme tubuh sekaligus membantu meningkatkan massa otot yang telah hilang akibat fase katabolik.

Sesekali mengganti jenis olahraga juga menghindari bagian tubuh yang mengalami cedera atau kerusakan ringan akibat kardio makin bertambah parah. Terlebih, strength training seperti angkat beban akan secara spesifik menguatkan otot dan persendian sehingga lebih tahan banting terhadap kerusakan.

Selain itu, latihan otot cenderung dapat dilakukan secara perlahan. Artinya stres yang dialami tubuh cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan olahraga kardio yang dilakukan dengan intensitas lebih tinggi.

Baca juga: 15 Olahraga Kardio untuk Mereka yang Tidak Suka Lari

2. Istirahat itu penting

Memaksakan tetap berolahraga saat tubuh kelelahan juga tidak baik. Jika motivasi olahraga mulai menurun atau malah merasa makin gampang kecapekan setelah olahraga, ini tandanya kamu sudah olahraga berlebihan.

Sebaiknya berhenti sejenak untuk beri waktu bagi tubuh memulihkan diri sebelum mulai olahraga lagi. Tubuh juga perlu mengisi ulang nutrisi yang sempat hilang banyak ketika berolahraga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com