Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/11/2018, 13:13 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com.com - Rasa makanan yang gurih dan asin seakan punya tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia. Banyak orang cenderung lebih menyukai rasa asin ketimbang manis.

Itulah mengapa sampai muncul istilah "generasi micin" yang mengacu pada kesukaan sebagian besar masyarakat Indonesia terhadap makanan atau cemilan yang rasanya asin dan gurih.

Sodium, elemen kunci yang ditemukan pada garam sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan cairan di tubuh, transportasi oksigen dan gizi, serta berperan dalam memainkan impuls saraf.

Namun, kebanyakan orang mengkonsumsinya terlalu banyak dari jumlah yang dianjurkan. Dan itu bisa memunculkan masalah kesehatan.

Kementerian Kesehatan RI menyarankan konsumsi garam per hari tidak melebihi 2.000 mg natrium/sodium atau 5 gram (1 sendok teh).

Mungkin kita tak menyadarinya karena garam seringkali sudah terkandung dalam makanan yang kita beli atau santap.

Tubuh akan menahan air ketika kita mengkonsumsi garam. Hal itu akan memicu peningkatan tekanan darah hingga kita membuang garam tersebut lewat air seni.

Konsumsi terlalu banyak garam pada periode yang panjang berpotensi meningkatkan aliran darah pada pembuluh arteri dan menyebabkan darah tinggi (hipertensi).

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Hipertensi diketahui merupakan penyebab 62 persen stroke dan 49 persen penyakit jantung koroner.

Salah satu meta analisis dari 13 studi yang dipublikasikan dalam kurun waktu 35 tahun menemukan, mereka yang mengkonsumsi garam lebih dari 5 gram per hari memiliki risiko mengalami penyakit kardiovaskular lebih besar 17 persen dan stroke 23 persen.

Baca juga: Kebanyakan Makan Garam Juga Bikin Tubuh Gemuk

Pada sebuah data analisa tekanan darah, mengurangi asupan garam mulai dari 1,4 gram per hari akan berkontribusi menurunkan tekanan darah. Sehingga risiko terserang stroke fatal berkurang 42 persen dan kematian karena penyakit jantung juga berkurang 40 persen.

Meski begitu, sulit untuk mengetahui efek mengurangi asupan garam dan manfaat dari pola hidup sehat yang dilakukan oleh seseorang.

Sebab mereka yang peduli dengan asupan garam cenderung juga menganut pola hidup sehat secara keseluruhan. Seperti banyak berolahraga, menghindari rokok dan mengurangi stres.

Meski begitu, efek konsumsi garam terhadap tekanan darah dan kesehatan jantung berbeda pada setiap orang.

Studi menemukan, sensitivitas terhadap garan tergantung pada sejumlah variasi seperti etnis, usia, berat massa tubuh, kesehatan, dan sejarah hipertensi keluarga.

Halaman:
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com