Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASI Tidak Keluar, Ibu Menyusui Butuh Dukungan, Bukan Tekanan

Kompas.com - 02/11/2018, 16:11 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Air susu ibu (ASI) adalah asupan pertama bagi bayi yang didapatkan dari ibunya. ASI umumnya secara alami keluar dari seorang ibu yang baru saja melahirkan anak.

Namun, banyak atau sedikitnya ASI yang dapat diproduksi oleh seorang perempuan tidak bisa disamaratakan. Ada yang melimpah, sedang saja, ada juga yang sedikit, bahkan tidak keluar sama sekali.

Hal itu tentu berpotensi menimbulkan pikiran dan stres pada seorang ibu yang baru melahirkan. Terlebih, jika lingkungan sekitarnya memberikan pendapat bernada negatif.

Seorang ibu menyusui bisa saja terkena depresi hingga mengambil keputusan fatal, mengakhiri hidup dengan cara pintas.

Salah satu contoh diunggah akun Instagram @mpasiforbaby, yang mengunggah berita tentang seorang ibu yang melakukan beberapa kali percobaan bunuh diri setelah mengalami stres.

Ia tidak dapat mengeluarkan ASI untuk anak pertamanya dan mendapat tekanan dari lingkungannya, yang sebagian adalah sesama kaum perempuan.

Baca juga: ?Working Mom? Masih Bisa Memberi ASI, asalkan...

Dilansir dari The Telegraph, menurut seorang konselor ASI, Anna Burbidge, ia kerap menyebut wanita-wanita yang seperti itu dengan sebutan seperti breastfeeding nazibreastfeeding mafiabrestapo, atau nipple nazi.

Sebab, respons-respons yang mereka lontarkan kepada ibu menyusui yang kesulitan memberikan ASI membawa dampak yang besar.

Banyak ibu baru yang ketakutan akan komentar negatif yang datang kepadanya, sebab tidak bisa mengeluarkan ASI untuk anaknya. 

Menurut Anna Burbidge, banyak perempuan yang mengadu padanya untuk minta dikuatkan. Mereka minta diyakinkan bahwa ketidakmampuan mereka dalam memproduksi ASI bukanlah masalah besar yang tidak memiliki jalan keluar.

"Makan malam saya seringkali menjadi dingin karena saya tinggal menerima telepon dari seorang ibu yang putus asa dan kebingungan harus mencari dukungan dari mana atas ketidakmampuannya memproduksi ASI," kata Burbidge.

"Ibu baru ini membutuhkan dukungan dari orang lain, tanpa mereka mampu menghasilkan ASI pun, anaknya dapat tetap mendapat asupan yang baik, salah satunya melalui susu formula," ujarnya.

Baca juga: Peran Ayah dalam Keberhasilan Ibu Memberi ASI

Baby Blues

Dikutip dari artikel Kompas.com sebelumnya, hormon-hormon yang ada saat hamil berubah setelah melahirkan. Perubahan ini akan menimbulkan efek kurang nyaman pada sang ibu sehingga memicu perasaan-perasaan negatif.

Menurut praktisi hypno-birthing, hypnobreastfeeding, dan hypnoparenting dari Pro V ClinicHolistic Health Care, Fonda Kuswani, S.Psi, kesulitan memberikan ASI untuk anak menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan seorang ibu mengalami sindrom baby blues.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Beberapa sifat dominan yang muncul pada seorang ibu yang mengalami baby blues adalah mudah sedih, tersinggung, marah, lebih sensitif, merasa bersalah, dan malu.

Untuk menyikapi ibu baru yang mungkin saja sedang mengalami baby blues, orang-orang yang ada di sekitar sudah semestinya pandai menjaga perasaan.

Dalam hal ini sulit memberikan ASI kepada anaknya, maka tidak dibenarkan untuk membanding-bandingkan apalagi menyalahkan keadaan tersebut.

Produksi ASI juga sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis sang ibu. Jika tenang dan bebas dari stres, ASI dapat secara alami keluar pada setiap ibu yang baru saja melahirkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com