Hal ini dipertimbangkan karena nasi putih dapat menyebabkan gula darah naik secara mendadak.
Sedangkan biji-bijian utuh adalah jenis makanan yang mengandung serat terlarut.
Oleh karena serat membutuhkan waktu lebih lama untuk diproses, maka gula akan dilepaskan secara perlahan-lahan, sehingga kadar gula darah menjadi lebih stabil.
Baca juga: Jauhi 8 Kebiasaan Ini Agar Terhindar dari Diabetes
Tak hanya biji-bijian, nasi putih pun bisa diganti dengan nasi merah.
Meski nasi merah dan nasi putih sebenarnya berasal dari biji yang sama, tetapi beras putih diproses dengan penggilingan yang menghilangkan lapisan dedak/kulit padi dan benihnya.
Sementara pada beras merah, lapisan dedak ini tetap ada sehingga bisa menjadikannya terasa lebih keras setelah dimasak, tetapi lebih bernutrisi.
Proses pemurnian inilah yang mengakibatkan beras putih memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi dibandingkan beras merah.
Indeks glikemik menunjukkan seberapa cepat makanan tertentu meningkatkan kadar glukosa di dalam darah.
Inilah sebabnya konsumsi nasi putih lebih cepat memicu naiknya kadar gula darah setelah makan.
Pemrosesan ini juga mengakibatkan hilangnya sejumlah vitamin, mineral, magnesium, dan serat yang dapat menurunkan risiko diabetes.
Baca juga: Diet Intermittent Fasting Diklaim Atasi Diabetes
Lengkapi diet tanpa nasi
Diet tanpa nasi juga harus didukung dengan pola makan yang sehat.
Diabetes tipe 2 berhubungan erat dengan kelebihan berat badan, sehingga sangat penting untuk menjaga pola makan secara keseluruhan.
Ditambah lagi, konsumsi terlalu banyak nasi putih dan sumber karbohidrat lain yang memiliki indeks glikemik tinggi, seperti roti putih atau kentang putih, tidak hanya meningkatkan risiko terkena diabetes, tetapi juga penyakit-penyakit lain.
Sebutlah penyakit seperti jantung dan stroke mungkin akan mengintai.