Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/11/2018, 21:21 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber DMarge

KOMPAS.com - Keinginan untuk memperindah setiap detail bagian tubuh tak hanya dialami para wanita.

Lelakipun mulai berlomba-lomba untuk memiliki tubuh yang dianggap ideal oleh masyarakat, termasuk soal alat vitalnya.

Bila di Indonesia sudah lama dikenal terapi atau pijat untuk membesarkan Mr P, sampai-sampai muncul nama-nama legendaris, maka dibelahan lain dunia muncul tren filler penis di kalangan pria.

Tren kosmetik yang sedang naik daun ini di klaim mampu menambah ukuran Mr P.

Dengan melakukan suntik filler di organ intim, para pria yang merasa minder dengan ukuran simbol kejantanannya tak perlu melakukan operasi invasif.

Filler penis dilakukan dengan menyuntikan asam hyluronic atau cairan lain dalam jaringan lunak di bawah kulit kelamin.

Prosedur filler penis ini hanya butuh beberapa jam dengan biaya sekitar 5.400 dolar per sesi atau sekitar Rp 58 juta, dengan efek yang akan bertahan hingga 18 bulan.

Dokter bedah kecantikan dari Australia, Dr Gavin Scriven, mengaku secara pribadi telah melihat peningkatan peminat filler penis dalam lima tahun terakhir.

"Mungkin mendapatkan operasi kosmetik bagi pria tidak sepopuler untuk wanita. Tetapi makin lama hal itu menjadi lebih umum dan kurang tabu," kata Dr Scriven.

Meski mampu menambah kepercayaan diri pria akan simbol kejantanannya, prosedur ini mengandung risiko.

Dokter Asif Muneer dari British Association of Urological Surgeons menyatakan tren kosmetik ini sangat berbahaya. Untuk itu, Muneer menyarankan para pria agar tak melakukannya.

"Semua prosedur pembesaran alat kelamin ini untuk meningkatkan lingkar penis, dan itu tidak akan bermanfaat pada panjang ereksi," ucapnya.

Secara fungsional, kata Muneer, filler penis tak akan memperbaiki masalah. Justru akan menimbulkan komplikasi yang merusak fungsi seksual pria.

Sependapat dengan Muneer, Dr. Ross Perry, pakar kosmetika dari Amerika, berkata filler penis mengandung risiko besar.

Baca juga: Apakah Ukuran Penis Memengaruhi Kesuburan Pria?

Menurutnya, prosedur tersebut menyebabkan efek samping yang serius seperti memar yang menyakitkan, pembengkakan dan potensi infeksi atau jaringan parut.

"Efek samping potensial lainnya adalah disfungsi ereksi karena penyumbatan pembuluh darah," ucapnya.

Dr Perry juga menolak para pasiennya untuk melakukan prosedur ini karena risikonya yang tinggi.

Menurutnya, filler penis hanya menambah ketebalan dan lebar organ vital pria, bukan panjangnya.

Untuk itu, sebelum memutuskan melakukan filler penis, para pria harus memikirkannya dengan matang.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber DMarge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com