"Padahal Pak RK sudah menyatakan silakan dijual biar banyak yang pakai,” tutur Komar.
Komar belajar dari pengalaman. Menurut dia, banyak motif batik yang awalnya hanya digunakan oleh kalangan darah biru seperti motif batik parang barong dan parang rusak.
Namun, karena banyak yang menjual bebas, maka kini batik-batik itu malah terkesan murahan.
“Desain bisa memberikan wibawa kepada yang pakai, tapi kadang kalau dipakai orang lain jadi enggak sesuai. Jadi motif ini enggak bisa dipakai sembarangan,” ungkap dia.
Komar menjelaskan, Motif batik Garuda Kujang kencana rancangan Ridwan Kamil masuk dalam kategori motif batik Sido yang khas dengan ornamen geometrik.
“Sebenarnya desain ini, gaya seperti ini, diilhami gaya Mataraman yang disebut kelompok sido seperti sido mukti dan sido luhur."
"Kalau di Jawa Barat ada di Garut dan Tasik sidomukti payung. Sido khas dengan geometrik dan kotak-kotak."
Baca juga: Melihat Makna Kearifan Lokal dalam Sepatu Exodos57...
Menurut Komar, yang membedakan motif sido dan desain milik Emil adalah penanda ornamen hias titik enam yang menunjukkan Rukun Iman dan titik yang menunjukkan lima Rukun Islam.
Meski tidak dijual, Komar bersedia memberikan kain batik motif Garuda Kujang Kencana ini kepada orang lain selain Ridwan Kamil dan keluarga dengan syarat tertentu.
“Kecuali sudah mendapatkan izin dari Pak Emil atau Ibu Atalia. Jadi harus dapat izin dulu,” tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.