Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Pekerja Merasa Bahagia? Coba Lakukan Hal Ini

Kompas.com - 09/11/2018, 16:00 WIB
Kurniasih Budi,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemajuan teknologi informasi tak bisa ditampik menjadi daya dorong kinerja para pekerja. Komunikasi yang cepat dalam bentuk audio visual bisa dilakukan berkat kemajuan teknologi di era digital ini.

Sayangnya, pesatnya perkembangan teknologi tersebut juga berdampak pada waktu kerja karyawan yang tak lagi dibatasi office hours. Tak jarang, pekerja masih harus menyelesaikan pekerjaannya hingga larut malam meski sudah ke luar dari kantor.

Yang lebih miris, pekerja pun tetap sibuk dengan setumpuk tugas di akhir pekan atau hari libur. Memang, pekerjaan-pekerjaan itu bisa dirampungkan di mana pun, tak harus di kantor. Tapi, waktu pribadi bagi pekerja seolah tak ada lagi.

Henry Manampiring yang merupakan author, experienced brand & PR strategist menjelaskan, di berbagai negara sudah mengatur soal jam kerja. Bahkan, Undang-undang Ketenagakerjaan di Indonesia juga dengan jelas mengatur soal waktu kerja.

Baca juga: 5 Bahaya Kerja Lembur bagi Kesehatan Kita

Sejumlah perusahaan di negara lain secara gamblang melarang adanya pekerjaan di luar hari kerja. Bahkan, tak boleh ada komunikasi terkait pekerjaan antara atasan dengan para pekerja di hari libur.

“Di luar negeri ada company yang dengan tegas melarang komunikasi pekerjaan pada hari libur,” katanya saat diskusi “Happier at Work: How Psychological Health Affect Productivity” di Jakarta, Selasa (30/10/2018).

Worldwide Senior Program Lead Microsoft Corporation Ferro Ferizka Aryananda mengatakan, semua pekerja di perusahaan tempatnya bekerja, mesti bekerja cepat agar tak ada pekerjaan yang tertunda.

Menurut dia, baik pekerja maupun perusahaan mesti memperhatikan betul soal manajemen waktu. 

“Tidak ada orang yang workaholic, yang ada adalah masalah manajemen waktu,” kata dia.

Tempat kerja yang menyejahterakan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2017 mendeskripsikan tempat kerja yang sehat adalah tempat di mana setiap pekerjanya aktif berkontribusi pada pengembangan dan menjaga kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan fisik dan psikologis karyawan di lingkungan kerja.

Psikolog Personal Growth Ratih Ibrahim menambahkan, kesehatan kerja tak hanya meliputi soal fisik, tetapi juga kesehatan psikologis.

Menurut dia, tempat bekerja bukanlah sekedar tempat mencari nafkah melainkan tempat beraktualisasi dan membina karir. Oleh karenanya, tempat bekerja merupakan salah satu titik penting yang menentukan kesehatan psikologis para pekerja.

“Seseorang dengan kesehatan psikologis yang baik akan produktif, mampu berelasi dengan baik dengan semua pekerja dari level terendah sampai yang tinggi. Ia pun mampu mengembangkan potensi diri,” kata dia.

Sejumlah perusahaan telah menerapkan berbagai kebijakan yang mampu menunjang kesehatan psikologis para pekerjanya. Sayangnya, masih banyak perusahaan dan atasan yang tidak peduli soal itu.

Pekerja bahagia, perusahaan untung besar

Tempat kerja yang sehat dapat meningkatkan produktivitas para pekerjanya, meningkatkan komitmen kerja, serta menurunkan tingkat absensi dan pengunduran diri. Dengan semua kondisi itu tentu berdampak pada keuntungan ekonomi dari perusahaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com