KOMPAS.com — Ada banyak hal dalam kehidupan yang bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Salah satu yang berpengaruh paling instan adalah pola makan atau pola tidur.
Namun, ada satu aspek yang mungkin tak disadari banyak orang juga berimbas pada kesehatan, yaitu rasa kesepian.
Dr. Julianne Holt-Lunstad, Profesor Psikologi dan Neurosains dari Brigham Young University, dan Dr. Nancy Donovan, psikiatri dari Brigham and Women's Hospital—spesialis geriatrik dan neurologi—berbagi penjelasan tentang kesepian.
Seperti dikutip dari laman Insider, keduanya menjelaskan, ada dua tipe kesepian, yakni subyektif dan obyektif.
Kesepian obyektif artinya secara fisik orang tersebut sendirian atau terisolasi secara sosial.
Baca juga: Ikatan Ayah dengan Putrinya, Bantu Hilangkan Rasa Kesepian Anak
Sementara kesepian subyektif adalah kesepian secara emosional dan perasaan meskipun secara fisik orang tersebut tidak benar-benar sendiri.
"Ada ketidaksesuaian antara keinginan pribadi dan level hubungan sosial yang terjadi," kata Holt-Lunstad.
Nah, ada sejumlah risiko kesehatan yang mengancam ketika seseorang kesepian, baik kesepian obyektif maupun subyektif:
Hold-Lunstad memublikasikan dua studi besar yang membentuk efek keseluruhan kesepian sebagai faktor risiko kematian dini atau kematian terjadi sebelum rata-rata usia kematian pada populasi tertentu.
Studi pertama mempelajari tingkat hubungan sosial dan indikator sosial lainnya, seperti ukuran jejaring sosial dan dukungan sosial sebagai salah satu faktor risiko kematian.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.