Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/11/2018, 13:26 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Ada banyak hal dalam kehidupan yang bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Salah satu yang berpengaruh paling instan adalah pola makan atau pola tidur.

Namun, ada satu aspek yang mungkin tak disadari banyak orang juga berimbas pada kesehatan, yaitu rasa kesepian.

Dr. Julianne Holt-Lunstad, Profesor Psikologi dan Neurosains dari Brigham Young University, dan Dr. Nancy Donovan, psikiatri dari Brigham and Women's Hospital—spesialis geriatrik dan neurologi—berbagi penjelasan tentang kesepian.

Seperti dikutip dari laman Insider, keduanya menjelaskan, ada dua tipe kesepian, yakni subyektif dan obyektif.

Kesepian obyektif artinya secara fisik  orang tersebut sendirian atau terisolasi secara sosial.

Baca juga: Ikatan Ayah dengan Putrinya, Bantu Hilangkan Rasa Kesepian Anak

Sementara kesepian subyektif adalah kesepian secara emosional dan perasaan meskipun secara fisik orang tersebut tidak benar-benar sendiri.

"Ada ketidaksesuaian antara keinginan pribadi dan level hubungan sosial yang terjadi," kata Holt-Lunstad.

Nah, ada sejumlah risiko kesehatan yang mengancam ketika seseorang kesepian, baik kesepian obyektif maupun subyektif:

1. Meningkatkan risiko kematian

Hold-Lunstad memublikasikan dua studi besar yang membentuk efek keseluruhan kesepian sebagai faktor risiko kematian dini atau kematian terjadi sebelum rata-rata usia kematian pada populasi tertentu.

Studi pertama mempelajari tingkat hubungan sosial dan indikator sosial lainnya, seperti ukuran jejaring sosial dan dukungan sosial sebagai salah satu faktor risiko kematian.

Studi tersebut melibatkan 300.000 partisipan.

Hasilnya, mereka yang memperoleh nilai rendah dari indikator-indikator hubungan sosial tersebut memiliki risiko kematian yang sama dengan merokok 15 batang setiap hari.

Baca juga: Membaca Bisa Mengobati Rasa Kesepian

Sementara partisipan dengan hubungan sosial yang lebih kuat memiliki kemungkinan bertahan hidup 50 persen lebih lama.

Adapun studi lainnya melibatkan 3,4 juta partisipan, dan fokus pada kesepian subyektif dan isolasi sosial fisik.

Hold-Lunstad menemukan, kedua fakror bisa meningkatkan risiko kematian dini.

Menurut dia, risiko tersebut melebihi risiko obesitas, ketidaktifan fisik, dan polusi udara.

2. Depresi

Menurut Donovan, kesepian bisa menjadi faktor tumbuhnya depresi.

Salah satu buktinya adalah studi pada tahun 2006 lalu, yang melihat hasil dari dua studi berbasis populasi lainnya yang mempelajari orang-orang usia muda dan dewasa.

Kedua studi menemukan, kesepian tingkat tinggi berhubungan dengan gejala depresi dan keterkaitan ini cenderung bertahan stabil sepanjang usia seseorang.

3. Memicu peradangan

Steve Cole, profesor ilmu kedokteran, ,dan ilmu biobehavioral di UCLA melakukan studi pada 2017 yang mempelajari orang-orang yang merasa kesepian.

Secara lebih spesifik, studi tersebut menemukan kelompok gen pembawa inflamasi cenderung lebih aktif pada mereka yang kesepian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com