Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Pameran dan Bazar Tenun 14 Daerah dari Cita Tenun Indonesia

Kompas.com - 16/11/2018, 07:45 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggemar kain tradisional dalam beberapa tahun terakhir terus meningkat. Jika dulu kain dianggap sebagai bagian dari adat saja, kini kain tradisional telah dimodernisasi dan dikreasikan sedemikian rupa sehingga bisa menjadi berbagai produk kekinian yang digunakan sehari-hari.

Tak hanya di bidang mode, kreasi kain tradisional juga sudah merambah bidang lainnya. Salah satunya adalah interior.

Ada banyak cerita dan proses yang panjang di balik sehelai kain tradisional. Tak hanya memakainya, masyarakat Indonesia diharapkan mampu mengenal lebih dalam mengenai kain tradisional yang dikenakannya.

Baca juga: Tenun Sumba, Kain yang Memberi Hidup

Pengenalan bahan-bahan baku kain tenun hingga beragam kreasi kain tradisional bisa kita lihat salah satunya lewat pameran bertajuk "Dekade Dedikasi" yang digelar oleh Cita Tenun Indonesia (CTI).

Suasana pameran dan bazar Cita Tenun Indonesia (CTI) yang menampilkan tenun dari 14 daerah. Acara tersebut digelar sebagai penanda usianya yang ke-10 dan bertempat di Pacific Place Mall, Jakarta, 15-18 November 2018.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Suasana pameran dan bazar Cita Tenun Indonesia (CTI) yang menampilkan tenun dari 14 daerah. Acara tersebut digelar sebagai penanda usianya yang ke-10 dan bertempat di Pacific Place Mall, Jakarta, 15-18 November 2018.
Pameran yang diselenggarakan selama 15-18 November 2018 di Pacific Place, Jakarta Selatan itu akan memamerkan kain-kain tradisional dari 14 daerah binaan CTI di seluruh Indonesia.

Pameran tersebut merupakan perayaan ulang tahun ke-10 CTI yang sudah malang-melintang di seluruh Indonesia untuk melestarikan dan mengembangkan industri tenun.

Baca juga: Tak Hanya Desain, Pasar Global Juga Cari Kisah di Balik Kain Tenun

Sebagai salah satu kekayaan Indonesia, tenun harus dilestarikan dan mampu membantu mensejahterakan para perajinnya.

CTI pun bekerjasama dengan banyak pihak untuk menjalankan program pelatihan bagi masyarakat di daerah-daerah terpilih untuk memperluas pengetahuannya terhadap tenun.

Ketua CTI Okke Hatta Rajasa bersyukur, kini semakin banyak anak-anak muda yang tertarik ikut melestarikan tenun di daerahnya.

Desainer Danny Satriadi membawakan koleksi busana tenun Jawa Tengah pada pameran dan bazar tenun oleh CTI di Pacific Place, Jakarta, Kamis (15/11/2018).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Desainer Danny Satriadi membawakan koleksi busana tenun Jawa Tengah pada pameran dan bazar tenun oleh CTI di Pacific Place, Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Semakin banyak anak muda di daerah mulai memandang proses pembuatan tenun bisa menjadi mata pencaharian yang menjanjikan .

"Dulu awalnya banyak perajin tenun yang tua karena turun temurun. Tapi sekarang alhamdulillah banyak yang muda," kata Okke, Kamis (15/11/2018).

Minat masyarakat terhadap kain tradisional yang semakin tinggi kemudian dianggap sebagai tantangan tersendiri.

Baca juga: Bagaimana Cara Mudah Mengenakan Kain Tenun Tradisional?

Setelah berkeliling ke sejumlah daerah di Indonesia, Okke menilai perlu adanya perubahan cara pandang masyarakat terhadap hasil tenun daerahnya.

Sejumlah kain tenun dari 14 daerah dijual pada pameran dan bazar Cita Tenun Indonesia (CTI). Pameran dan bazar dari 14 daerah tersebut digelar sebagai penanda usianya yang ke-10 dan bertempat di Pacific Place Mall, Jakarta, 15-18 November 2018.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Sejumlah kain tenun dari 14 daerah dijual pada pameran dan bazar Cita Tenun Indonesia (CTI). Pameran dan bazar dari 14 daerah tersebut digelar sebagai penanda usianya yang ke-10 dan bertempat di Pacific Place Mall, Jakarta, 15-18 November 2018.
Menurutnya, banyak masyarakat setempat yang awalnya tak percaya diri bahwa mereka bisa menciptakan suatu karya yang besar dan dihargai secara luas.

Padahal, kain tenun bisa memiliki harga jual yang tinggi. Apalagi kain yang tingkat kerumitan pembuatannya tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com