Jumlah kunjungan ke posyandu dan pemeriksaan kehamilan bisa saja menanjak cepat – tapi bukan berarti bisa menjadi indikator perbaikan stunting secara otomatis. Jika ternyata iming-iming kunjungan adalah bagi-bagi susu formula atau makanan instan gratis.
Begitu pula dengan rajin mengecek tensi dan gula darah tidak otomatis menekan angka stroke atau penyakit ginjal kronis. Yang ada justru tagihan BPJS membengkak, karena berobat menjadi kebutuhan.
Baca juga: Kesehatan, Lahan Rentan Bisikan
Sama seperti suguhan buah dan rebusan semakin marak di meja rapat atau seminar – tapi tetap saja kotak roti bersanding kue masih ada di sebelahnya. Alih-alih perbaikan berat badan, pinggang kian mekar menggemaskan.
Rakyat kita belum mempunyai literasi makna promotif dan preventif, masih sebatas hura-hura dampak kampanye kesehatan nan kreatif.
Sebab manual menjadi sehat ketlingsut, harus dicari dahulu saat dibutuhkan di waktu gawat darurat.
Baca juga: Mengapa Harus Mengandalkan Makanan Kemasan di Negeri yang Kaya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.