Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Perjalanan Pemutar Musik dari Masa ke Masa...

Kompas.com - 21/11/2018, 14:37 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Musik tak bisa lepas dari kehidupan manusia. Dalam aktivitas sehari-hari, musik kerap menjadi pilihan hiburan saat kita merasa jenuh dan bosan.

Beragam cara manusia menikmati musik. Sebagian besar menikmati musik melalui perangkat seperti radio dan CD-player, hingga munculnya aplikasi pemutar musik seperti Spotify dan Apple Music. 

Meski begitu, pengembangan pemutar musik tak bisa dilepaskan dari Thomas Alva Edison.

Ini berkat jasa Thomas A Edison yang berhasil mengembangkan fonograf sebagai alat untuk merekam dan mendengarkan suara dari hasil rekaman, pada 21 November 1877.

Seperti apa perkembangan pemutar musik setelah penemuan fonograf? Berikut pemaparannya:

1. Fonograf

Alat ini dikembangkan oleh Thomas Alva Edison pada November 1877. Alat ini terdiri dari silinder besi yang dibungkus foil aluminium yang terhubung dalam diafragma, sebuah jarum itu akan menggoreskan foil aluminium.

Hasilnya, mesin ini bisa merekam dan memutar ulang suara hasil rekaman dari Edison dan asistennya. Percobaan puisi "Mary Had A Little Lamb" bisa terekam dengan baik melalui alat itu.

Keberhasilan penemuan dan pengembangan alat ini, mampu merubah perkembangan industri musik di Amerika hingga dunia.

Baca juga: Mengapa Mendengarkan Musik Bisa Mengusir Stres?

2. Gramofon

Keberhasilan fonograf menjadikan perangkat musik semakin berkembang. Emile Berliner mengembangkan teknologi tersebut ke dalam bentuk alat musik yang menggunakan piringan sebagai media rekaman.

Piringan ini berisi lagu yang berputar ketika dimainkan dalam framofon. Berliner berhasil mengembangkan alat ini pada 1887.

Piringan sebagai media penyimpan lagu ini dikenal sebagai piringan hitam. Dari tahun ke tahun, piringan ini dikembangkan dengan hasil rekamannya mendapat kualitas yang baik.

3. Radio AM/FM

Musik terus mengalami perkembangan setelah gramofon dengan piringan hitamnya, musik juga bisa didengarkan melalui radio. Pada era 1900-an, radio sudah mengumumkan siarannya namun hanya berkaitan dengan informasi peperangan.

Setelah Perang Dunia I selesai, radio memainkan peran yang lebih kaya. Lagu-lagu berhasil diputar dan diperdengarkan. Sampai akhirnya pada 1954, IDEA salah satu perusahaan menghadirkan radio.

Radio ini mempunyai kelebihan bisa dibawa kemana-mana yang mampu menghadirkan lagu-lagu yang disiarkan oleh stasiun radio. Hadirnya transistor ini mampu sebagai alat pemutar musik yang terkenal pada masanya.

Baca juga: Anda Terbiasa Kerja Sembari Dengar Musik? Lanjutkanlah...

4. Pita kaset

Alat pemutar musik terus berkembang. Setelah hadirnya transistor radio, industri musik terus menghadirkan inovasi terbaiknya. Pada 1963 Philip berhasil mengeluarkan kaset audio yang mampu menyimpan musik dalam pita hitamnya.

Era ini menjadi sangat populer ketika lagu-lagu juga bisa terekam dalam pita kaset.

Kehadiran pita kaset ini mampu menghiasi dunia musik di samping transistor radio dan piringan hitam.

5. Walkman

Walkman muncul sebagai pencerah di era berkembangnya pita kaset. Alat ini diluncurkan oleh perusahaan asal Jepang, Sony.

Dengan Walkman, kaset dapat didengarkan di perangkat portabel. Untuk mendengarkan musik, pengguna menggunakan headphone sehingga suara tidak mengganggu orang lain.

Walkman menggunakan baterai sebagai tenaga untuk memutar musiknya.

6. CD Player dan Discman

Pada masa selanjutnya, teknologi dibarengi dengan hadirnya pemutar musik untuk alat cakram atau CD player. Sama seperti perangkat audio yang menggunakan kaset, bedanya perangkat ini menggunakan cakram dan tak lagi memutarkan suara dari pita.

Selain CD player, Sony kemudian memperbarui generasi Walkman dengan merilis CD Player dalam perangkat portabel, yaitu Discman.

Selain itu juga, compact disk juga bertranformasi dengan bentuk yang lebih kecil yang sering disebut minidisc.

7. MP3 Player, iPod, Aplikasi

Inilah teknologi pemutar musik yang lebih modern. Format musik yang tadinya tersimpan dalam piringan hitam, kaset pita, dan cakram kini menjadi data dalam format MP3 atau wav.

Kini pengguna tak usah membawa kaset dalam jumlah banyak karena lagu sudah bisa tersimpan dalam MP3 player tersebut.

Perangkat ini kali pertama muncul pada 1998 dengan nama MP-Man yang dihadirkan oleh perusahaan asal Korea. Setelah itu, bermunculan alat pemutar musik portabel lain dalam bentuk yang lebih mini.

Apple kemudian memperkenalkan iPod pada 2001. Namun, Apple tak menggunakan format MP3, umumnya menggunakan WAV.

Kini musik bisa dinikmati dalam berbagai fitur dan format. Smartphone juga menghadirkan beberapa aplikasi yang mampu membuat musik lebih mudah untuk dinikmati, baik itu gratis atau aplikasi berbayar seperti Spotify.

Apple kemudian merilis Apple Music, yang memungkinkan pengguna untuk mengunduh lagu atau album dengan cara berbayar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com