Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan 100 Tahun Mido dan Nilai di Balik Koleksi Jam Tangan

Kompas.com - 26/11/2018, 11:11 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Berdiri sejak 1918, perusahaan jam tangan Mido kini telah genap berusia 100 tahun. Banyak hal yang terjadi dalam perjalanan 100 tahun tersebut.

Berawal dengan citra sebagai produsen jam tangan pria, dalam perjalanannya Mido mulai berusaha serius meraih lebih banyak pasar wanita.

Namun di balik semua koleksinya, selalu ada nilai-nilai yang ingin disampaikan. Termasuk lewat pemilihan arsitektur bangunan sebagai inspirasi di balik koleksi-koleksi yang diluncurkan.

CEO Mido Watch, Franz Linder.Kompas.com/Lusia Kus Anna CEO Mido Watch, Franz Linder.
Bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-100 Mido dan peluncuran koleksi Baroncelli Lady Day & Night di Singapura, pekan lalu, Kompas Lifestyle dan sejumlah wartawan dari berbagai negara berkesempatan melakukan sesi wawancara eksklusif dengan CEO Mido Franz Linder.

Dalam wawancara tersebut, Linder menceritakan banyak hal. Mulai dari kisah mengenai pesan-pesan di balik koleksi jam tangan Mido, upaya memperluas jangkauan pasar wanita, hingga tren jam tangan wanita.

Yuk, simak bersama hasil wawancara tersebut!

Selamat untuk usia Mido yang sudah mencapai 100 tahun. Nilai-nilai apa yang selalu berusaha ditanamkan Mido lewat koleksi selama 100 tahun ini?

Nilai-nilai utama Mido sebetulnya mulai terbangun sejak 1934. Jika diminta untuk menyebut satu dari 100 tahun kami yang paling berpengaruh bagi merek ini, saya akan sebut 1934 ketika koleksi Multifort diluncurkan.

Multifort adalah koleksi pertama yang mengkombinasikan fitur automatic, antimagnetic, shock resistance, dan tentu saja water resistance.

Pada tahun tersebut nilai-nilai kunci mulai terbentuk, yaitu menekankan kualitas, fungsi dan desain yang tak termakan waktu. Nilai-nilai tersebut terus kami sampaikan hingga saat ini.

Bagaimana Mido melihat pasar Asia Tenggara?

Enam kontinen di dunia adalah kunci sejarah Mido. Asia Tenggara menjadi salah satu pasar terbesar Mido. Seperti Thailand, Indonesia, penting bagi kami.

Bagaimana pasar Asia Tenggara dibandingkan dengan yang lain, seperti Eropa?

Tentu tergantung dengan negaranya. Asia secara umum adalah kontinen terbesar bagi Mido. Lalu kami punya Eropa, Amerika Latin, dan Amerika.

Tapi di sini (Asia Tenggara) kami punya pasar yang sudah dibangun sejak waktu yang sangat lama. Untuk di Thailand, misalnya, kami menjadi merek yang memimpin pasar.

Lain hal untuk di Singapura, misalnya, kami punya sejarah panjang tapi level market share kami di sana tidak setinggi di Thailand. Jadi setiap negara berbeda, tapi secara umum Asia Tenggara sangat penting bagi kami.

Salah satu koleksi Mido Rainflower yang akan diluncurkan 2019 mendatang.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Salah satu koleksi Mido Rainflower yang akan diluncurkan 2019 mendatang.
Apakah hal tersebut jadi alasan mengapa Mido memilih ArtScience Museum (Singapura) sebagai inspirasi untuk koleksi selanjutnya (Rainflower Collection)?

Maaf jika jawaban saya akan mengecewakan, tapi ketika kami menjalankan proyek yang terinspirasi dari arsitektur, kami tidak memilih dari negaranya, kotanya atau bagian manapun di dunia ini.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com