Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Kesiapan Indonesia Jadi Kiblat Busana Muslim Dunia

Kompas.com - 26/11/2018, 16:22 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan industri busana muslim secara global.

Bahkan, Indonesia menargetkan menjadi kiblat busana muslim dunia pada 2020 mendatang.

Tahun 2019 semakin dekat. Sejauh apa kesiapan Indonesia hingga saat ini?

Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kementerian Perindustrian, E. Ratna Utarianingrum mengaku, sejumlah langkah telah dilakukan.

Mulai dari pembinaan hingga pemetaan stakeholder dan pihak-pihak terkait lainnya.

"Kami sudah komitmen mengawal Indonesia agar bisa menjadi kiblat muslim dunia," kata Ratna dalam peluncuran Muffest 2019 di CGV Pacific Place, Jakarta, Senin (26/11/2018).

Baca juga: Muffest 2019 Suguhkan Empat Tema Tren Busana Muslim

Salah satunya dengan melakukan pembinaan teknis, maupun manajemen terhadap pelaku industri busana muslim.

Misalnya, menjadikan para penjahit busana muslim Indonesia mampu menghasilkan busana berdasarkan standar kompetensi nasional Indonesia.

Ada pula capacity building bagi para pelaku industri menengah.

Mereka yang sudah menguasai teknik industri, menurut dia, perlu dilengkapi dengan kemampuan manajemen bisnis, perencanaan, dan teknik pemasaran yang tepat, sehingga bisnis yang dijalankan kuat.

"Terkait dukungan Kemenperin sebagai kementerian yang mengawal produktivitas dan nilai tambah industri, kami harus mendukung kegiatan yang bisa mewujudkannya," ujar dia.

Apresiasi kualitas jadi tantangan

Potensi ekonomi sektor busana muslim bisa dibilang sangat besar.

Advisory Board IFC Taruna K Kusmayadi menjelaskan, industri busana muslim menyerap hingga 1,1 juta dari total 3,8 juta pekerja di industri mode.

Selain itu, berdasarkan data Organisasi Konferensi Islam (OKI), proyeksi ekspor industri busana muslim Indonesia menempati urutan ketiga setelah Bangladesh dan Turki.

"Jadi ini sudah dahsyat banget," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com