Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/11/2018, 05:05 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Stanford menemukan bahwa orang Indonesia adalah warga yang paling malas berjalan kaki.

Jumlah rata-rata langkah warga Indonesia hanyalah 3.513 langkah per hari. Itu masih jauh dari anjuran untuk berjalan setidaknya 10 ribu langkah setiap hari.

Padahal, jalan kaki merupakan olahraga paling minimal yang bisa dilakukan seseorang di tengah kesibukan aktivitas harian.

Baca juga: Negara Manakah yang Penduduknya Paling Malas Berjalan?

Olahraga atau aktivitas sosial memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Termasuk mengurangi risiko kematian karena penyakit jantung, masalah terkait jantung, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, dan kanker.

Preventive cardiologist Haitham Ahmed, MD, MPH menjelaskan, efek positif olahraga lebih dari sekadar kesehatan jantung.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh JAMA Network menyebutkan bahwa manfaat lainnya dari olahraga, di antara lain meningkatkan kemampuan kognitif, membuat tidur lebih nyenyak, mengurangi kecemasan, serta mengurangi risiko depresi dan demensia.

Lalu, berapa lama anjuran waktu olahraga minimal yang disarankan bagi setiap kelompok usia?

Anak usia 3-5 tahun dianjurkan untuk akif sepanjang hari. Sementara anak-anak dan remaja usia 6-17 tahun dianjurkan melakukan olahraga intensitas moderat hingga tinggi setidaknya 60 menit per hari.

Bagi usia dewasa, disarankan untuk melakukan olahraga moderat setidaknya 150-300 menit atau 75-150 menit olahraga berat setiap minggunya.

Baca juga: Lama Olahraga yang Dianggap Efektif

Anjuran tersebut juga merekomendasikan orang dewasa melakukan latihan pembentukan dan daya tahan otot minimal dua sesi setiap minggu.

Adapun bagi usia yang lebih tua disarankan untuk melakukan olahraga yang disesuaikan dengan kondisi kebugaran mereka.

Meskipun anjuran tersebut terdengar agak berat bagi seseorang yang tidak aktif secara fisik, namun Dr. Ahmed mengatakan bahwa efek positif tetap bisa didapatkan meski porsi olahraga yang dilakukan sangatlah sedikit.

Aktivitas fisik tersebut juga bisa diselipkan pada aktivitas harian.

"Meskipun sangat sedikit, sedikit olahraga lebih baik daripada tidak sama sekali," kata dia.

Dr. Ahmed menambahkan, olahraga bahkan bisa menghindarkan seseorang dari penyakit jantung meskipun memiliki riwayat keturunan. Selain olahraga, pola hidup juga perlu diimbangi dengan pola makan sehat.

Ketika kamu memiliki risiko penyakit keturunan, hal itu tentu ada di luar kontrol. Namun dengan berolahraga, risiko tersebut bisa diminimalisasi.

"Mungkin risikonya tidak bisa mencapai 0 persen, tapi ada hal-hal yang berada dalam kontrol kita seperti olahraga yang bisa meminimalisasi efek buruk di masa depan," ujar Dr. Ahmed.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com