Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan dan Kesehatan Jadi Simbol Status Kaum Super Kaya

Kompas.com - 27/11/2018, 08:09 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Kekayaan selama ini sinonim dengan berlian besar di cincin, super car, atau kilau jam Rolex. Kini, kaum jetset dunia lebih bijaksana membelanjakan uangnya.

Pada era di mana konsumsi massa berarti orang kaya "beneran" dan kelas menengah bisa sama-sama memiliki barang bermerek, kaum jetset lebih memilih untuk menghabiskan uangnya pada sesuatu non-materi.

Mereka rela mengeluarkan ribuan dollar demi keamanan dan privasi. Misalnya saja membeli rumah di tempat tersembunyi, jauh dari jangkauan kamera Google street.

Elizabeth Currid-Halkett menyebut cara baru membelanjakan uang ini dengan "konsumsi yang tidak mencolok" (inconspicuous consumption).

Ia menuliskan gaya hidup orang super kaya ini dalam bukunya  “The Sum of Small Things: A Theory of an Aspirational Class.”

Berbeda dengan "konsumsi yang mencolok" yang merujuk kepada konsep menggunakan uang untuk membeli barang-barang sebagai simbol status.

Di Amerika Serikat, orang-orang super kaya yang jumlahnya hanya satu persen dari penduduk itu, dalam 10 tahun terakhir ini semakin sedikit membelanjakan uang untuk barang materi.

Kelompok elit baru ini mengukuhkan statusnya melalui pengetahuan dan membangun modal budaya, belum termasuk soal kebiasaan belanja yang menyertainya.

Baca juga: 4 Hal Utama yang Bedakan Orang Kaya dan Orang Kelas Menengah

Menghindari materialisme terang-terangan, orang kaya berinvestasi jauh lebih banyak dalam pendidikan, pensiun, dan kesehatan.

"Semuanya tidak material, namun biayanya jauh lebih banyak daripada tas apa pun yang dapat dibeli oleh konsumen kelas menengah," kata Currid-Halkett.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Pengeluaran yang tidak mencolok itu mungkin tidak terlihat oleh kelas menengah, tetapi langsung dikenali oleh sesama orang kaya.

Hal itu menjadi "modal budaya" bagi sesama kaum jetset dan pengikat status. Hal ini mereproduksi keistimewaan yang tidak bisa disamakan dengan barang-barang bermerek.

Dana pendidikan

Menunjukkan kecerdasan dan pengetahuan menjadi pengungkit untuk menaiki tangga sosial dan membentuk hubungan.

Itu sebabnya para orangtua menyiapkan posisi sosial bagi anak-anaknya melalui pendidikan.

"Mereka membelikan asuransi kesehatan terbaik, membawa anak-anaknya liburan yang edukatif ke Galapagos, dan menyiapkan biaya pendidikan, mulai dari pre-school terbaik sampai biaya kuliah di kampus unggulan," kata J.C Pan dalam artikel di New Republic.

Pada tahun 2014, sekitar satu persen kelompok kaya menghabiskan 860 persen lebih banyak biaya pendidikan dibanding angka rata-rata di AS.

Keluarga kaya juga tak segan mengeluarkan uang untuk membeli rumah di dekat sekolah terbaik agar anaknya bisa berjalan kaki.

Mereka juga mengehabiskan puluhan ribu dollar untuk membayar jet privat dalam tur kampus.

Dengan berinvestasi di pendidikan, para orangtua itu berharap masa depan anak-anaknya akan sukses dan terkoneksi dengan baik.

Baca juga: Crazy Rich Indonesians Belanja Properti di Singapura hingga Sydney

Para orangtua sendiri menginvestasikan diri dengan bekerja keras sepanjang waktu untuk meraih sukses. Berada di posisi puncak perusahaan juga simbol status lainnya.

Kesehatan

Majalah Vogue menyebutkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh saat ini menjadi simbol status dan kemewahaan.

Ilustrasi.Thinkstock Ilustrasi.
"Orang super kaya mengeluarkan sedikit uang untuk produk kecantikan, tetapi tak pelit untuk biaya olahraga. Mereka menganggap tubuh, seperti halnya makanan, juga harus alami," kata Simon Kuper dalam analisanya di Financial Times.

Tubuh yang langsing dan membentuk otot menunjukkan kelas kelompok ini di seluruh dunia.

"Bahkan waktu luang pun harus produktif. Mereka tidak keliling mal, tetapi mengikuti kelas olahraga bersama keluarga," kata Kuper.

Sebagian kelas atas di New York bisa menghabiskan uang 900 dollar AS sebulan untuk membayar iuran gym sebulan di Manhattan Perfofmix House.

Klub kebugaran tersebut bukan hanya memberikan syarat ketat untuk menjadi anggota, mereka juga menawarkan privasi, dan pelatih kebugaran para mantan atlet Olimpiade.

Alih-alih membeli makanan enak di restoran, orang kaya tersebut lebih memilih minum jus sayuran seharga Rp 150.000 segelas atau makanan organik.

"Hanya ini gaya hidup yang diterima. Kamu akan disingkirkan jika membual tentang mobil atau penghasilan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com