Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/11/2018, 09:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Meski belum diciptakan sikat gigi dan pasta gigi, namun kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi sudah ada sejak zaman dulu.

Secara tradisional, pembersih gigi yang dipakai oleh nenek moyang kita mulai dari abu gosok, jeruk nipis, sirih, hingga stik hisap, termasuk di antaranya adalah siwak (Salvadora persica).

"Siwak banyak dipakai di daerah Timur Tengah hingga sekarang. Cara menggunakannya, batang siwak sepanjang 20 cm digigit-gigit salah satu ujungnya, hingga terurai seperti sikat," kata Dr.Siti Sadiah, MSi, Apt, peneliti Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM Institut Pertanian Bogor.

Pemakaian batang siwak itu, menurut dia, termasuk pembersihan gigi secara mekanik.

"Siwak juga mengandung berbagai zat aktif yang bermanfaat bagi gigi. Antara lain fluoride, vitamin C, antimikroba, sulfur yang bisa mencegah radang gusi, dan tanin," ujarnya dalam acara bertema #WaktunyaHijrah yang digelar oleh Sasha Halal Toothpaste di Jakarta (27/11).

Penelitian siwak pun cukup banyak dilakukan, bahkan mencapai ribuan.

“Tidak heran, siwak telah disetujui oleh WHO sebagai  agen oral hygene,” lanjut Diah.

Meski begitu, kebiasaan membersihkan gigi dengan siwak mulai ditinggalkan karena alasan kepraktisan.

Baca juga: Serpihan Siwak dalam Pasta Gigi Halal

Saat ini telah ada pasta gigi yang menggunakan siwak sebagai bahan utamanya, yaitu Sasha Halal Toothpaste.

Menurut Danti Nastiti, Brand Manager Sasha Halal Toothpaste, siwak yang digunakan dalam produknya adalah siwak asli yang diserpihkan, bukan diekstrak.

"Penambahan siwak dalam pasta gigi tidak hanya berfungsi sebagai agen pembersih, tapi juga memenuhi kebutuhan emosional dan spiritual bagi masyarakat muslim, yang ingin menjalankan sunah Rasul membersihkan gigi dengan siwak," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com