Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/12/2018, 15:10 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berdasarkan data Perhimpunan Bangsa Bangsa, 15 persen dari total populasi dunia menyandang disabilitas, baik dalam fisik maupun mental. Jumlah itu kurang lebih setara dengan 1,1 miliar jiwa, jika merujuk total penduduk dunia saat ini ada di kisaran angka 7,7 miliar jiwa.

Penyandang disabilitas yang hidup berdampingan di masyarakat kerap kali dipandang sebelah mata dan cenderung diremehkan, atas ketidakmampuannya dalam melakukan hal-hal tertentu.

Stigma atau asumsi itulah yang kemudian banyak mendasari sifat atau sikap keliru yang dilakukan oleh masyarakat saat berinteraksi dengan kaum difabel.

Dilansir dari The Guardian, terdapat tujuh hal yang sebaiknya tidak dilakukan atau dikatakan kepada para penyandang disabilitas saat bertemu dan menjalin interaksi.

1. Menyebutnya pemberani

Ucapan ini umumnya diungkapkan ketika seorang disabilitas bepergian atau melakukan suatu hal seorang diri tanpa didampingi orang lain. Misalnya, mereka yang duduk di kursi roda dan menggunakan kendaraan umum seorang diri, atau seorang tunanetra yang berjalan seorang diri bersama tongkatnya.

Jangan sekali-kali Anda berkata, "kamu berani sekali ya".

Mengapa? Sebab, ungkapan itu sama halnya dengan Anda mendiskreditkan kemampuan si penyandang disabilitas dan menganggapnya terlalu lemah untuk melakukan segala sesuatu tanpa pendampingan orang lain.

Baca juga: Lindungi Hak Politik Difabel, Bawaslu Jombang Terbitkan Buku Saku

2. Gaya bicara "baby talk"

Gaya bicara baby talk ini adalah berbicara secara pelan dan perlahan, terkadang juga ditambah dengan ekspresi wajah dan bahasa tubuh ekstra, dengan maksud agar kalimat yang disampaikan dapat lebih mudah dipahami oleh lawan bicaranya.

Namun, hal ini tidak selayaknya dilakukan kepada mereka yang menyandang tunarungu dan menggunakan alat bantu pendengaran.

Tanpa gaya bicara  yang demikian pun, mereka sudah bisa memahami apa yang Anda katakan. Kalau pun kalimat yang Anda sampaikan kurang jelas, mereka dapat meminta Anda untuk berbicara lebih jelas, agar dapat diterima dengan lebih baik.

Jadi, berhentilah berkomunikasi dengan penyandang tuna rungu dengan menggunakan gaya percakapan baby talk.

3. Bertanya kekurangannya

Ilustrasi difabelFreepik Ilustrasi difabel

Jika Anda kerap bertanya kepada seorang penyandang disabilitas tentang kekurangan yang ada pada dirinya, atau mengapa hal itu bisa terjadi, hentikanlah.

Pertanyaan semacam itu merupakan pertanyaan membosankan dan tidak penting bagi penyandang disabilitas.

Mereka akan sangat merasa berterima kasih ketika orang-orang di sekelilingnya menanyakan kebutuhan yang ia perlukan, dibandingkan dengan menanyakan pertanyaan mengenai kekurangannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com