Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Ragu Konsumsi Telur, Perhatikan Manfaatnya...

Kompas.com - 07/12/2018, 14:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Telur sudah menjadi makanan lazim bagi banyak orang.

Entah diolah menjadi omelet atau disajikan sebagai telur mata sapi, telur seolah menjelma menjadi makanan primadona bagi banyak orang.

Sayangnya, banyak mitos yang mengatakan kuning telur dapat meningkatkan kolesterol.

Selain itu, banyak orang mengklaim telur ayam kampung atau telur organik mengandung gizi yang lebih tinggi dari telur ayam negeri.

Pada pakar nutrisi sepakat, kandungan protein dan vitamin dalam telur layak dijadikan sebagai pilihan menu yang sehat.

"Saya setuju telur sangat sehat karena mengandung 13 vitamin dan mineral penting," kata ahli diet terdaftar bernama Brigitte Zeitlin.

Telur merupakan sumber protein berkualitas tinggi yang dapat digunakan untuk membangun otot sehat dan kuat.

Berdasarkan data nutrisi USDA, satu telur berukuran besar mengandung sekitar 6 gram protein.

Baca juga: Berapa Banyak Protein dalam Telur? Simak Fakta Nutrisinya...

Satu telur besar juga hanya mengandung 72 kalori. Dengan kata lain, telur menyediakan banyak nutrisi dengan jumlah kalori yang kecil.

Telur merupakan bahan makanan kaya nutrisi, salah satunya biotin yang membantu mengubah makanan menjadi energi.

Kandungan kolin di dalamnya juga menjadi mikronutrien penting untuk metabolisme dan beberapa fungsi tubuh.

Telur juga mengandung vitamin A yang penting untuk sistem kekebalan tubuh.

Ryan Maciel, ahli diet bersertifikat, mengatakan, lutein dan zeaxanthin yang merupakan antioksidan sangat membantu melindungi tubuh dari radial bebas.

"Telur juga satu-satunya makanan yang secara alami memiliki vitamin D, yang membantu menjaga tulang tetap kuat," kata Zeitlin.

Baca juga: Makan Telur Sehari Sebutir Bisa Memperpanjang Usia...

Nutrisi dalam telur

Selama ini, timbul kebingungan tentang manfaat mengonsumsi kuning telur.

Banyak orang menduga kuning telur hanya mendatangkan efek negatif karena mengandung kolesterol tinggi.

Satu butir telur besar mengandung 186 miligram kolesterol. Sementara nilai harian yang direkomendasikan untuk kolesterol kurang dari 300 mg.

"Dulu, telur dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung karena kandungan kolesterolnya yang tinggi," kata Maciel.

Namun, Maciel mengatakan, riset telah menunjukkan diet kolesterol tidak dapat secara signifikan memengaruhi kadar kolesterol dalam darah.

Selain kolesterol, kuning telur juga mengandung banyak nutrisi, termasuk tinggi zat besi, folat, vitamin, lutein, dan zeaxanthin.

"Bagian putih telur juga mengandung nutrisi yang sehat, seperti vitamin yang larut dalam lemak, asam lemak esensial, dan antioksidan," kata Maciel.

Putih telur yang diolah menjadi makanan seperti omelet, kue, dan wafel juga diklaim menyehatkan.

Baca juga: Alergi Telur? Ini 3 Resep Kue Kering Tanpa Telur

Putih telur juga mengandung protein dan vitamin B. Menurut Maciel, kandungan nutrisi inilah yang membuat para ahli merekomendasikan kita untuk mengonsumsinya.

"Omelet akan lebih lezat ketika kita juga memasukkan kuning telurnya," kata Zeitlin.

Bahkan, Zeitlin meyebut, kita akan kehilangan sejumlah protein dalam telur ketika membuang bagian kuningnya.

Kita juga akan kehilangan vitamin dan mineral penting seperti vitamin D, E, A, kolin dan antioksidan ketika kita menolak untuk mengonsumsi kuning telur.

Kolesterol dalam telur

Menurut Dietary Guidelines 2015, diet kolesterol tak lagi menjadi cara untuk mengatasi kenaikan kolesterol dalam darah.

Kenaikan kolesterol dalam darah disebabkan faktor risiko yang terkait dengan penyakit jantung termasuk genetika, kurangnya olahraga, dan pilihan gaya hidup.

Faktanya, penelitian terbaru menunjukkan mengonsumsi satu telur setiap hari dapat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.

Telur mengandung kolesterol HDL yang baik, dan membantu membasmi lemak dalam darah.

Riset yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, juga menemukan konsumsi telur satu butir setiap hari tak akan menimbulkan peningkatan risiko serangan jantung dan masalah kolesterol.

Baca juga: Masalah Ketombe? Cobalah Ramuan Manjur Masker Yoghurt dan Telur

Telur organik "versus" konvensional

Penelitian menunjukkan, praktik pertanian organik lebih baik untuk lingkungan, dan membuat hewan lebih bebas bergerak karena tak memerlukan kandang.

Selain itu, Maciel juga mengatakan, telur organik juga lebih menunjang kesejahteraan hewan daripada telur konvensional.

"Jadi, mengonsumsi bahan makanan organik mengurangi risiko antibiotik, bahan kimia, dan logam berat," tambah dia.

Awal tahun 2018, sebayak 200 juta telur telah tercemar bakteri salmonela yang berisiko meningkatkan penyakit bawaan.

Namun, Zeitlin mengatakan, risiko telur yang terkontaminasi salmonella sangat rendah dan tidak ada hubungannya dengan apakah itu organik atau tidak.

"Untuk lebih aman, masak telur dengan suhu tinggi," ucap dia.

Cara terbaik mengolah telur

Memasak telur dengan baik akan mengurangi risiko keracunan makanan.

Maciel mengatakan, memasak telur membuat protein lebih mudah dicerna dan meningkatkan bioavailabilitas biotin.

Ada banyak cara untuk mendapatkan nutrisi dalam telur.

Baca juga: Benarkah Kopi Telur Dengan Madu Ampuh Meningkatkan Gairah Pria?

Menurut Zeitlin, kita bisa mengonsumsinya dengan cara diolah menjadi orak-arik, direbus atau diolah menjadi omelet.

"Selama kamu makan telur, kamu akan mendapatkan semua nutrisi yang ditawarkan telur," ucapnya.

Menambahkan sayuran juga akan menambah nilai gizi dalam telur.

Oleh karena itu, Maciel mengatakan, mengolah telur menjadi omelet mempermudah kita untuk menambah banyak saruran yang meningkatkan nilai gizi.

Menambahkannya dengan sayur, buah, atau gandum utuh juga bisa menambah kandungan serat.

"Kombinasi protein dan serat akan membuat kita merasa kenyang lebih lama," ucap Zeitlin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com