Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Helm Custom Trooper, Mendunia Meski Tanpa Sertifikasi SNI...

Kompas.com - 07/12/2018, 16:08 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Tak cuma berkutat di Solo, atau pun wilayah Indonesia saja, produk helm custom Trooper, ternyata sudah menembus pasar Internasional.

Pasar internasional memandang karya helm handmade yang digagas pemuda bernama Oki Nandiwardana ini sebagai barang bernilai seni.

Mimpi pemuda berusia 29 tahun ini adalah menciptakan helm custom  yang mampu menunjang fesyen saat bergaya dengan "si kuda besi".

Dengan latar belakang pendidikan Desain Komuniasi Visual, Oki mulai memasarkan produk helm custom-nya, bahkan hingga ke luar negeri.

"Awalnya memang kita repro dari helm lama. Tapi, kerena pesaing semakin banyak, ya, kita bikin model sendiri yang orisinil," ungkap Oki kepada Kompas.com.

Baca juga: Helm Custom Jokowi Dibanderol Rp 6 Juta, Gibran Tak Jadi Beli...

Kegigihan Oki untuk terus berkarya membuat usaha yang dirintisnya ini semakin berkembang.

Alhasil, produk Trooper diundang untuk mengikuti pameran di berbagai negara di dunia.

"Pernah pameran di Malaysia, Amerika Serikat, dan Eropa. Saya lupa ke negara mana saja. Beberapa negara juga pernah pesen," ucap dia.

Berawal dari keikutsertaan di ajang Indonesian Kustom Kulture Festival atau Kustomfest, produk Trooper mendapat dukungan dari Bekraf.

Dari event  itulah, Trooper yang disokong Bekraf bisa menggelar pameran di Jepang.

"Sayangnya, kita belum SNI. Kita pernah dikirim email sama pihak SNI. Tapi, karena kondisi pabrik kita seperti ini, jadi belum bisa dapat," ungkap dia.

Untuk mendapatkan SNI, Oki bercerita, produk yang dibuat harus berstandar pabrikan. Artinya, produk buatannya harus sama persis dengan sampel yang diuji oleh pihak SNI.

"Produk kita kan full hand made dengan fiber. Yang diminta pihak SNI harus sama persis dengan produk pabrik lain," ucap Oki.

Baca juga: Cerita Sukses Helm Trooper, Modal Dengkul Ubah Passion Jadi Fesyen

Selain itu, modal yang mepet untuk mendirikan bisnis juga menjadi penghalangnya untuk mendapatkan SNI.

"Saya cerita kondisi kita seperti ini, Pihak mereka tau kami dari media, lihat kodisi kami seperti ini mereka juga enggak nemu solusi," ucapnya.

Meski belum memiliki SNI, helm Trooper pun tetap memenuhi standar keamanan.

"Beberapa customer yang pernah kecelakaan lapor ke kita masih aman. Nggak sampai yang helmnya ambyar gitu," ungkap dia.

Untuk memastikan sisi keamanan dari pelindung kepala ini, Oki dan timnya juga melakukan riset dengan mencoba menjatuhkan helm produksinya dari ketinggian tertentu.

"Ini saya coba jatuhin dari atas pabrik, dan dikasih beban tertentu. Ya, nggak pecah," kata dia.

Selain itu, kelenturan dan sistem pengunci helm juga ia pertimbangkan sebagai bagian dari standar keamanan.

Baca juga: Dengar Harga Sepatu Exodos57 Rp 2,9 Juta, Presiden Jokowi Protes

"Kelenturan helm itu juga menunjang kenyamanan dan keamanan. Kita juga pakai DD ring, supaya helm enggak mudah lepas saat dipakai," ungkap dia.

Helm dengan sitem pengikat DD ring dikenal lebih kuat daripada sistem pengikat helm umumnya.

Dengan DD ring pemakai dimungkinkan untuk mengikat tali pengaman dengan sangat kuat, namun mudah.

Oki berharap ada bantuan dari pihak Pemerintah yang mempermudahnya mendapatkan SNI.

"Ini masalah orang banyak. Masalah modal yang utama. Kita hanya punya kreatifitas. Kadang orang bingung masalah SNI ini untuk kerajinan seperti ini masih sulit," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com