BALI, KOMPAS.com - Dentuman electronic dance music (EDM) menggema di seluruh Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Jumat (8/12/2018) malam.
Ditambah keriuhan orang-orang yang asik ajojing membuat GWK benar-benar meriah kala itu.
Tak soal tua muda hingga asal negara—semua larut dalam ingar bingar musik dari gelaran Djakarta Warehouse Project (DWP).
Memilih area Bali boleh dibilang pertaruhan bagi DWP. Pasalnya, sejak pertama kali diselenggarakan, semua digelar di Jakarta.
Apalagi, nama depan acara yang awalnya disebut Blowfish Warehouse Project ini menyandang nama Ibu kota.
Ismaya Live, penyelenggara acara, mematahkan keraguan tersebut pada hari pertama.
Baca juga: Ingin Jadi Brand Ngetren, Smartfren Dekati Segmen Milenial di DWP
DWPX menjelma menjadi acara yang tak sekadar menyuguhkan musik, namun pengalaman konser yang beda.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai venue yang memanfaatkan area GWK dengan optimal.
Tiga venue DWP—Cosmic Station, Neon Jungle dan Garuda Land—ditempatkan dengan apik, sehingga penonton dapat merasakan pengalaman konser berbeda.
Area Cosmic Station, misalnya, menyambut para penggila EDM DWP.
Setelah itu, jika ingin menuju Neon Jungle, penonton harus menaiki tangga yang tepat di bawah patung GWK.
Selanjutnya, panggung utama, Garuda Land, berada di bawah atau sisi kiri Neon Jungle siap menampung penonton yang larut dalam keriuhan musik elektronik.
Pengalaman berbeda ini pun turut dirasakan oleh sejumlah pengunjung, salah satunya Priscilla (26) yang sudah tiga kali menyaksikan DWP.
“Tahun ini lebih keren dari segi venue dan penonton. Tempatnya di GWK Bali, jadi sekalian liburan. Nah, penontonnya juga lebih beragam ya, dari berbagai negara,” kata Priscilla.
Sepanjang acara memang terlihat berseliweran turis asing yang tengah asik menikmati malam di DWP.