Rahasia lainnya, ia tidak mengambil margin keuntungan yang besar.
“Dari satu pasang sepatu keuntungan saya paling besar Rp 180.000. Ini kecil, karena biasanya orang berpikir keuntungannya berapa kali lipat,” tutur dia.
Ia mengambil strategi bisnis tersebut untuk menyasar lebih banyak orang demi memperkenalkan merknya.
Tak lupa, Hamzah juga memberikan garansi kepada pembelinya selama satu bulan.
Strategi ini terbilang berhasil, karena setiap bulan, angka produksinya menembus 1.200 pasang sepatu yang dijual secara online, offline, dan berbagai event.
Tak hanya itu, cara ini pun berhasil membuatnya memiliki portofolio bagus untuk membuat sesuatu yang lebih besar dengan pasar luar negeri.
“Saya punya satu merk lagi, namanya Junkardcompany. Sepatu ini masuk store Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara Eropa dengan harga Rp 2 juta ke atas."
"Saya rutin kirim barang ke sana,” ucap Hamzah.
View this post on Instagram
Apa yang didapatkan Hamzah saat ini tidaklah mudah. Berawal karena keisengan saat dia tidak memiliki pekerjaan. Dia lalu mengikuti pelatihan sepatu dan mendapat bayaran Rp 350.000.
Karena dinilai piawai, lulusan Planologi Institut Teknologi Nasional (Itenas) ini pun diminta menjadi guru, hingga ia tertarik membuka bisnis sendiri bermodal Rp 1,5 juta.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.