Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruh Psikologis Anak yang Jarang Bermain dengan Orangtua

Kompas.com - 12/12/2018, 07:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Karena orangtua sibuk mencari nafkah, jatah untuk bermain dengan anak sering berkurang. Sudah begitu, di rumah pun perhatian orangtua milenial masih terbagi lagi dengan gadget dan media sosial.

Padahal, waktu berkualitas bersama anak sangat penting bagi tumbuh kembangnya.

"Itu tantangan para orangtua di kota-kota besar. Waktu sudah habis di luar sehingga saat bertemu anak energinya sudah habis dan sudah capek," kata psikolog anak Ayoe Sutomo, M. Psi, ketika ditemui pada acara peluncuran Cadbury Dairy Milk Lickable di Shangri-La Hotel, Jakarta, Selasa (11/12/2018).

Menurutnya, emosional anak akan terpengaruh jika jarang berinteraksi dengan orangtuanya. Pada akhirnya, mereka akan merasa dirinya tidak berharga dan memiliki konsep diri yang buruk.

Konsep diri merupakan pembentuk karakter anak. Mereka yang memiliki konsep diri yang baik akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih positif dan siap menghadapi masa depan.

"Ketika anak merasa punya kedekatan emosional yang baik, anak merasa disayang, merasa aman karena orangtuanya benar-benar ada, orangtuanya mengakui dia dan membuat dia merasa penting," ucap Ayoe.

Kedekatan emosional dengan anak bisa dibangun dari kegiatan sehari-hari, misalnya menemani anak bermain tanpa terganggu oleh televisi atau ponsel.

Ketika bermain bersama orangtua, anak harus merasa senang. Selain itu, orangtua juga harus mampu memilih jenis permainan yang mampu memberikan menstimulasi lengkap.

"Misalnya stacking, itu kan bisa melatih koordinasi motorik kasar, melempar benda terus kalah itu kan anak ada yang sangat sedih juga. Orangtua bisa masuk di sana untuk semangati dia," tuturnya.

Tak perlu waktu yang terlalu banyak untuk bermain bersama anak. Ayoe menyebutkan, setidaknya ada dua hal yang diperlukan, yakni niat dan kreativitas.

1. Niat

Niat berarti orangtua memilih waktu yang tepat untuk berinteraksi penug dengan anak. Jika pemilihan waktu tepat, meluangkan waktu sekitar 15-30 menit saja bisa menjadi efektif.

"Dengan catatan tidak disambi, gadget dikesampingan, benar-benar main dengan anak. Bermain itu bukan mengawasi atau lihatin, tapi terlibat langsung, terjadi interaksi," kata Ayoe.

Selain itu, kenali jam biologis anak. Pilih waktu yang tepat agar interaksi menjadi lebih efektif.

"Mau pagi saat bangun tidur atau malam sebelum tidur baca cerita bisa," kata dia.

2. Kreativitas

Terkadang orangtua bingung untuk memilih kegiatan yang harus dilakukan guna mengisi quality time bersama anak.

Kreativitas amat berperan. Salah satu contohnya bisa dengan membelikan anak oleh-oleh mainan setiap pulang kerja. Dengan begitu, interaksi anak terhadap orangtua akan terbangun ketika orangtua tiba di rumah.

"Jadi kuncinya niat dan kreatif-lah dengan anak," ujar Ayoe.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com