KOMPAS.com - Kreativitas tanpa batas seolah mengalir tanpa henti dari Kota
Bandung. Buktinya, di Ibu Kota Provinsi Jawa Barat ini, sederet karya kreatif yang berkualitas terus bermunculan.
Kisah kreatif terbaru datang dari seorang pemuda bernama, Nurman Farieka Ramdhany, yang membuat
sepatu-sepatu keren dengan bahan limbah
kulit ceker
ayam.
Ide luar biasa ini, menurut Nurman, tercetus dari keresahannya terhadap penggunaan kulit satwa liar untuk berbagai produk.
Menurut dia, hal itu bisa mengancam populasi satwa, dan juga lingkungan.
Berangkat dari kegundahan itu, dia melakukan serangkaian riset bersama sang ayah. Saat itulah Nurman mendapati kulit ceker ayam yang dikenal dengan tekstur unik, dan bisa dijadikan bahan sepatu.
Sebelum kulit ceker ayam, dia sempat mencari bahan dari kulit hewan lain seperti ikan nila, pari, kulit kodok hingga kulit bebek.
KOMPAS.com/ DENDI RAMDHANI .
"Kenapa saya buat ceker ayam, kita angkat dari sustainability, dari keberlangsungan hewan di luar sana."
"Bisa dilihat untuk ceker ayam sendiri motifnya mirip ular dan buaya, tapi ular dan buaya itu ketika lama dikuliti maka lama-lama makin habis. Tapi tidak dengan ceker ayam ini," ujar Nurman, di Bandung, Rabu (12/12/2018).
"Kami memanfaatkan limbah, misalnya dari restoran siap saji yang menyajikan ayam. Biasanya mereka tidak memakai ceker ayam, makanya kami kerjasama dengan pengepul untuk mendapatkan si ceker ayam," papar dia.
Nurman menyebut, biaya produksi sepatu dari ceker ayam tergolong mahal. Sebab itu, dia sempat membuat sepatu berbahan kanvas terlebih dulu.
Nah, keuntungan dari penjualan sepatu kanvas itulah yang dipakainya sebagai modal membuat sepatu dari ceker ayam.
"Kenapa dari kanvas, karena kita kumpulin modal untuk ceker ayam. Ceker ayam ini untuk modal awalnya itu sangat besar," ujar dia.
Bayangkan saja, dari 20 kilogram kulit ceker ayam, Nurman mampu membuat 20-30 pasang sepatu.
Namun, dibutuhkan waktu sampai 10 hari untuk memproses kulit ceker ayam menjadi bahan sepatu.
Tiap minggu, Nurman mengaku bisa memproduksi empat pasang sepatu.
Merujuk pada rumitnya proses pembuatan sepatu ini, Nurman pun menyasar pasar kelas menengah atas.
"Untuk sampai ke konsumen kita mengejar (pasar) menengah ke atas. Karena harga produknya lumayan, dari Rp 500.000- Rp 1.000.000 untuk sepatu wanita."
"Untuk sepatu pria Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000," tutur dia.
Kini, karya sepatu Nurman dipajang digalerinya di kawasan Regol, Jalan Mochamad Toha, Kota Bandung.
Konsumen juga bisa melihat sepatu unik karya Nurman lewat akun Instagram @hirka.id atau @hirkastore.
Kreatif dan menarik bukan?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.