Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olok-Olok Si Kacamata Kuda yang Akhirnya Melahirkan Saturdays

Kompas.com - 17/12/2018, 09:27 WIB
Wisnubrata

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Apa yang terbayang dalam pikiranmu saat mendengar kata Saturday atau Sabtu? Ya, sebagian orang akan mengaitkannya dengan hari libur, waktunya bersenang-senang, bersantai, dan menikmati hidup.

Kesan seperti itulah yang membuat Rama Suparta memilih merek Saturdays untuk produk kacamatanya. Ia ingin produknya mengingatkan orang pada sesuatu yang fun dan tidak kaku.

Saat berbincang-bincang dengan Kompas Lifestyle di sekitar Senayan, Rabu (12/12/2018), Rama yang pernah mengenyam pendidikan di Amerika Serikat dan bekerja di salah satu perusahaan tambang itu mengaku punya cerita soal pilihan namanya.

Co founder Saturdays, Rama Supartasaturdays Co founder Saturdays, Rama Suparta
"Saya memakai kacamata sejak sekolah di SD. Waktu itu saya merasa susah sekali mencari kacamata dengan desain modern, kualitas tinggi dan harga yang terjangkau. Kalau kualitasnya bagus, harganya pasti mahal. Sedangkan kalau beli yang murah, paling hanya bertahan beberapa saat saja," ujar Rama.

Akhirnya Rama pasrah memakai kacamata yang ada. Kacamata itu berbingkai tebal, sehingga teman-temannya menjuluki dia "kacamata kuda".

Kenangan tersebut muncul kembali bertahun-tahun kemudian saat Rama berkenalan dengan rekannya yang sama-sama memakai kacamata. Rekan yang kemudian menjadi partner itu ternyata juga memiliki cerita serupa.

"Rasa minder diolok-olok kacamata kuda itu memunculkan tekad untuk membuat kacamata yang keren dan fun. Kami akhirnya memutuskan serius memulai bisnis kacamata untuk memberi solusi dari problem tersebut," cerita Rama.

Berbekal passion dan keyakinan bisnis ini bisa berkembang, mereka memberanikan diri memulainya. Namun ternyata berbisnis tidak segampang itu dilakukan. Perlu dedikasi dan perhatian.

Koleksi Saturdayssaturdays Koleksi Saturdays
"Ternyata bisnis ini menyita waktu yang lebih banyak sehingga saya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan sebelumnya dan fokus menjalankan usaha ini dengan lebih serius," papar Rama yang waktu itu bekerja di perusahaan tambang dengan penghasilan di atas rata-rata.

Meski demikian, ia meminta partnernya untuk tetap bekerja agar bila bisnis ini ternyata tidak berjalan semestinya, masih ada sumber pendapatan bagi mereka.

Keduanya awalnya mendesain sembilan kacamata yang dikerjakan oleh produsen kacamata yang sudah berpengalaman. Mereka memilih bahan frame dan lensa untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi namun tetap terjangkau.

"Kami memilih produsen yang berpengalaman karena mereka ahli di bidang itu. Lagi pula, kalau kita tahu, sebenarnya banyak merek kacamata di dunia dibuat oleh produsen yang sama. Yang membedakan kemudian adalah setelah diberi merek tertentu, maka harganya jadi berbeda," jelas Rama.

Menurutnya, meskipun menggunakan bahan dan lensa sama dengan desain yang mirip, sebuah kacamata bisa memiliki harga berbeda jauh setelah diberi merek. Jadi dalam bisnis kacamata, rupanya banyak orang membeli gengsi karena memakai brand terkenal dengan harga mahal.

Bukan sekedar alat bantu melihat

Dari sembilan desain kacamata pertama yang dikeluarkan Saturdays tahun 2015, tujuh desain langsung terjual habis walau melalui jalan yang tidak mudah.

Rama masih ingat ketika dia harus menenteng tas besar berisi koleksi kacamata dan menjualnya door to door di antara teman dan kerabat. Namun usahanya terbayar. Hanya dua desain yang tidak habis waktu itu.

Ketika Saturdays mengeluarkan lebih banyak desain, maka Rama mengembangkan penjualan secara online juga. Meski awalnya kurang dikenal, namun review yang bagus dari mereka yang sudah memakainya ikut membantu penjualan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

The devil is in the details. #saturdaysid. . #SATwilcox #designer #handcrafted #glasses #onlineshopping

A post shared by SATURDAYS (@saturdays.id) on Apr 17, 2018 at 6:10pm PDT

"Kami mendapatkan kesan yang baik dari konsumen sehingga nama Saturdays bisa berkembang sendirinya dari mulut ke mulut. Selain itu beberapa public figure yang sudah mencoba produk kami, membantu mempromosikan lewat akun media sosial mereka," jelas Rama.

Keberhasilan awal itu membuat Rama makin bersemangat. Mereka pun mulai menitipkan produk kacamata-nya di gerai-gerai lifestyle --bukan di toko kacamata-- serta di beberapa departement store.

"Saturdays mempunyai karakter sendiri yang menggambarkan orang yang muda, modern, hip, fun dan open minded. Kami menemukan target market kami di toko-toko lifestyle sehingga kemi menjualnya di sana," kata Rama.

Berbeda dengan kebanyakan toko optik yang terkesan steril dan dingin, Saturdays ingin produknya diasosiasikan dengan hal-hal yang fun dan dinamis. Karenanya Rama juga berencana membuka gerai dengan cafe dan pernak-pernik lifestyle di dalamnya.

Kini kacamata Saturdays, baik yang optical maupun sunglasses bisa ditemukan di 30 toko lifestyle di 10 kota Indonesia. Ia dijual sekitar Rp 1,3 juta hingga Rp 1,8 juta, atau setengah harga dari merek-merek terkenal lain, namun dengan kualitas tak kalah.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

????Galeries Lafayette level 3, Pacific Place. . #saturdaysid #shopping #store #glasses #sunglasses

A post shared by SATURDAYS (@saturdays.id) on Sep 2, 2018 at 11:30pm PDT

Beberapa frame bahkan menggunakan bahan titanium dari Jepang dan plastik berkualitas tinggi dari Italia. Sementara untuk lensa, Saturdays mempercayakan pada Carl Zeiss.

"Kami ingin mengubah persepi orang terhadap kacamata yang dulunya hanya sebagai alat bantu penglihatan menjadi lifestyle dengan desain modern, kualitas tinggi, dan harga terjangkau," papar Rama.

Kini, walau sudah memiliki pelanggan setia dan gerai yang terus bertambah, Saturdays masih memiliki mimpi untuk menjadikan semua usahanya ini lebih berarti bagi orang lain.

"Usaha ini dibangun dengan tujuan memberikan akses kacamata berkualitas dengan harga terjangkau. Atas dasar ini, kami juga ingin memberikan akses dan bantuan kacamata kepada anak-anak yang under priviledge. Harapan kami, bisa membantu meningkatkan kualitas penerus bangsa," kata Rama.

Artinya, selain mendapatkan kacamata keren, berkualitas, dengan harga terjangkau, kamu juga bisa ikut membantu anak-anak dengan penglihatan kurang bila kamu membelinya. Dan semua ini tak lepas dari olok-olok "si kacamata kuda".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com