Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Diabetes Butuh Informasi Kesehatan, Bukan Hoax

Kompas.com - 19/12/2018, 17:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Pasien diabetes melitus perlu memahami dengan baik penyakitnya serta cara mengendalikan agar tidak sampai terjadi komplikasi. Untuk itu pasien perlu mendapatkan informasi kesehatan yang benar.

Meski saat ini informasi bisa didapat lewat ujung jari, namun internet juga menjadi tempat informasi tidak benar (hoax) mudah disebarkan.

Aditya, salah satu pasien diabetes, mengatakan sering mendapatkan informasi-informasi kesehatan dari grup percakapan (WhatsAp).

"Saya juga terkadang mencari di Google, tetapi suka bingung karena artikelnya beda-beda dan kadang saling bertentangan," kata pria yang sudah 4 tahun menyandang diabetes ini.

Informasi hoax seputar diabetes yang paling sering dibagikan adalah cara-cara menurunkan gula darah secara mudah, bahkan menyembuhkan diabetes.

Padahal, diabetes adalah penyakit yang akan disandang seumur hidup. Meski tidak bisa disembuhkan, tapi gula darah bisa dikendalikan sehingga pasien bisa hidup produktif dan memiliki kualitas hidup seperti bukan penyadang diabetes.

"Kebanyakan pasien memang mudah percaya hoax. Kalau sudah mengalami penyakit tertentu, kita memang pengennya yang ajaib, instan. Kalau pakai proses tidak mau," kata dr.Aris Wibudi, Sp.PD-KEMD, dalam acara yang digelar Perkumpulan Edukator Diabetes di Indonesia (PEDI), di Jakarta (16/12/2018).

Aris mengatakan, diabetes adalah penyakit yang prosesnya terjadi bertahun-tahun sehingga sebenarnya bisa dicegah.

"Penurunan gula darah juga tidak boleh instan, harus bertahap. Kalau instan lama-lama otaknya bisa cepat rusak, gangguan saraf sehingga cepat pikun," ujarnya.

Baca juga: Penyandang Diabetes Butuh Dukungan Keluarga

Edukasi

Keberhasilan kendali diabetes, menurut Aris, 90 persennya ada di tangan pasien. Kondisi itu bisa terjadi jika pasien mendapatkan edukasi yang benar.

"Seharusnya pasien mendapat edukasi tentang penyakitnya dari dokter, perawat, ahli gizi, atau edukator diabetes," katanya.

Namun, pasien sering tidak bisa mendapat informasi yang benar karena keterbatasan waktu dokter. Di setiap rumah sakit pun belum tentu ada edukator diabetes.

Pasien biasanya akan mencari informasi sendiri di internet atau media sosial.

Salah satu aplikasi yang bisa menjadi rujukan untuk informasi seputar diabetes adalah Teman Diabetes. Sejak diluncurkan pada pertengahan 2018, saat ini apliaksi ini sudah digunakan oleh 25.000 orang.

"Aplikasi seperti ini bisa membantu memndapat informasi yang benar dan tidak simpang siur. Pasien juga bisa bebas berkonsultasi, apalagi orang terkadang menyembunyikan penyakitnya," ujarnya.

Beberapa fitur yang bisa dimanfaatkan antara lain merekam gula darah secara otomatis, membaca artikel seputar gaya hidup sehat, hingga bergabung dalam forum untuk mengirim pertanyaan yang akan dijawab oleh tenaga medis.

Baca juga: Gampang Haus Bisa Jadi Ciri Diabetes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com