Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/12/2018, 08:36 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menghadapi anak yang rewel dan mengamuk menjadi tantangan tersendiri ketika orangtua mengajak anak-anak mereka ke luar rumah. Kondisi itu sering disebut sebagai tantrum.

Temper tantrum  adalah kondisi anak yang marah sambil menjerit-jerit dan menangis. Biasanya hal ini dialami oleh balita.

Tantrum wajar terjadi. Namun, sebagian orangtua masih bingung menghadapi anak yang mengalami tantrum, apalagi jika terjadi di tempat umum seperti ketika jalan-jalan ke mal.

"Tantrum hal yang wajar. Itu bagaimana anak belajar mengekspresikan dirinya," kata psikolog klinis Liza M. Djaprie pada acara perayaan hari ibu bersama Mothercare di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/12/2018).

Psikolog Liza Djaprie pada acara perayaan hari ibu bersama Mothercare di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/12/2018). KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Psikolog Liza Djaprie pada acara perayaan hari ibu bersama Mothercare di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/12/2018).
Biasanya, anak kerap merengek berlebihan untuk meminta sesuatu yang diinginkannya, misalnya mainan.

Beberapa orangtua merasa malu ketika anaknya menangis dan mengamuk di mal, lalu akan memenuhi keinginan si kecil.

Ketika hal itu terjadi, Liza menyarankan agar orangtua tak selalu memenuhi keinginan anak.

Jika keinginan tersebut dipenuhi, anak akan belajar dan akan mengulangnya di kemudian hari. Tak menutup kemungkinan amarah yang diluapkannya akan semakin meledak.

"Kalau terbiasa diladeni nanti dia belajar: oh kalau aku teriak-teriak, ngamuk, aku bisa dapat (yang diinginkan). Biasanya orangtuanya malu jadi dibelikan saja. Itu sebenarnya kesalahan besar," ucap dia.

Baca juga: Tantrum pada Balita Ternyata Banyak Manfaatnya

Liza pribadi pernah mengalami hal tersebut. Salah seorang anaknya rewel ketika diajak pergi ke mal lalu meminta mainan sambil merengek dan mengitari meja hingga sekitar setengah jam.

Saat itu, Liza tetap menolak membelikan mainan dan memberikan pengertian bahwa tujuan utama mereka pergi ke mal tersebut bukanlah membeli mainan, namun tujuan lain. Misalnya, membeli buku.

Salah satu trik yang bisa dilakukan untuk mencegah tantrum anak di tempat umum adalah membuat perjanjian sebelum pergi.

"Misalnya, di mal beli buku atau sekadar main di tempat mainnya. Biasanya saya bikin pilihan, sekali pergi dua pilihan. Kalau dia minta di luar itu, tetap tidak," kata Liza.

Dengan cara itu, anak akan belajar berkomitmen sekaligus meminimalisasi tantrum karena anak akan merasa cara tersebut tidak efektif untuk menyampaikan keinginannya.

"Kita harus ajari mereka untuk berkomitmen dengan peraturan yang sudah dibuat sendiri," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com