Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/12/2018, 10:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mereka yang sedang menjaga berat badannya kerap merasa khawatir ketika waktu liburan panjang tiba, seperti pada akhir tahun. Pasalnya, liburan juga berarti agenda makan bersama hampir setiap hari.

Tentu saja kita akan khawatir jika usaha membatasi kalori yang selama ini dijalankan akan bubar, alias gagal total.

Padahal, kita tak perlu mengkhawatirkan kenaikan berat badan pada masa libur Natal dan tahun baru.

Ahli gizi teregistrasi Rachael Hartley menjelaskan alasan mengapa kita tak perlu takut liburan akan merusak upaya diet.

1. Hanya satu makanan

Pada acara makan di pesta, kita mungkin hanya melakukan makan besar satu kali. Misalnya pada momentum Natal atau tahun baru.

Meski porsi makannya melebihi porsi makan biasanya, namun hal itu hanya dilakukan satu kali sehingga tidak akan menambah berat badan secara signifikan.

"Perut kita punya ruang yang lebih fleksibel daripada yang kita duga. Satu makanan, satu cemilan, satu hari makan besar dalam beberapa waktu saja tidak akan membawa perubahan besar," kata ahli gizi teregistrasi lainnya, Emily Fonnesbeck.

Hartley menambahkan, jika kita mengkonsumsi makanan yang porsinya mencapai 500 gram, berat kita bisa bertambah 500 gram namun hanya hingga kita buang air besar.

"Itu bukan berarti berat badan bertambah, tapi karena simpanan cairan dari apa yang kita makan karena mengandung sodium," kata dia.

Ingatlah bahwa berat badan bisa sangat fluktuatif hingga lebih dari 2kg setiap harinya karena beragam aktivitas, seperti makan, minum, ke kamar kecil, dan lainnya.

Baca juga: Destinasi Liburan yang Paling Diperbincangkan di Medsos

2. Riset

Kenaikan berat badan pada momentum liburan juga tidak akan semengerikan yang kamu duga. Hal itu bahkan dibuktikan dengan riset.

Mungkin tidak banyak riset yang meneliti secara khusus fenomena kenaikan berat badan di masa liburan dan kebanyakan studi melibatkan kelompok kecil.

Namun, studi-studi tersebut cukup untuk dijadikan acuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com