Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/01/2019, 15:57 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada momentum pergantian tahun, kita sering sekali mendengar soal resolusi tahun baru dari berbagai kalangan.

Pergantian tahun pun seolah punya simbol khusus sehingga dirayakan dengan sangat meriah di seluruh dunia.

Kebiasaan ini terbentuk dari perilaku manusia dan terkait dengan sesuatu yang hakiki pada manusia.

Apalagi, banyak orang mengorbankan waktu, uang dan tenaganya hanya demi merayakan pergantian tahun tersebut.

Tapi, pernahkah kita berpikir apa yang membuat banyak orang menganggap tahun baru harus dirayakan?

Mengapa pula orang-orang menuliskan resolusi tahun baru pada momentum tersebut?

David Ropeik, penulis "How Risky Is It, Really?", instruktur di Harvard University Extension School serta konsultan komunikasi risiko menjelaskannya pada laman Psychology Today.

Menurutnya, akar dari semua simbolisme perayaan tersebut merupakan motivasi mendasar setiap manusia, yaitu motivasi untuk bertahan hidup.

Perayaan tahun baru, seperti momentum ulang tahun, seolah memberikan kesempatan bagi kita untuk merayakan keberhasilan melalui 365 hari (setahun).

Sebaliknya, kebalikan dari momentum ini adalah berita duka bagi mereka yang tidak berhasil melalui tahun berikutnya.

Tapi, bagaimana dengan resolusi?

Resolusi menurut Ropeik juga membawa substansi bertahan hidup. Coba perhatikan rincian resolusi tahun baru. Biasanya merupakan harapan untuk hidup lebih baik, lebih lama, lebih sehat, lebih sejahtera. Dan lainnya.

Resolusi tahun baru adalah contoh bahwa manusia di seluruh dunia punya keinginan untuk mengontrol apa yang akan terjadi di depan, meskipun tidak ada yang tahu mengenai masa depan.

Tidak mengetahui apa yang terjadi di masa depan artinya kita tidak tahu apa yang perlu kita ketahui agar kita tetap bertahan hidup.

Baca juga: Sulit Menjaga Resolusi Tahun Baru, Apa Sebabnya?

Untuk menghilangkan kekhawatiran dan ketidakmampuan itu, manusia berusaha melakukan sejumlah hal untuk mengambil kontrol.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com