Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/01/2019, 06:06 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

"Pikirkan makanan yang alami," kata Wohl.

Oleh karena itu, Wohl merekomendasikan kita untuk memilih protein berkualitas, lemak sehat, banyak sayuran berwarna, dan beberapa buah, kacang-kacangan dan biji-bijian.

"Mengatur asupan makanan yang kita konsumsi membantu sel-sel tubuh berfungsi dengan baik, menyeimbangkan gula darah dan menjaga energi," tambahnya.

Para ahli juga percaya, makanan utuh membantu detoksifikasi, membantu melawan peradangan dan membantu menyehatkan usus.

Baca juga: Agar Masa Liburan Tak Merusak Usaha Diet

3. Jangan terpengaruh tren diet

Pernah tergoda kesaksian seseorang tentang pola diet yang dianggap "ajaib"? Yah, banyak dari kita yang terjebak dengan hal itu.

Padahal, Bluestone menyarankan kita agar menghindari pola diet yang menjanjikan hasil yang cepat dengan sedikit usaha. Menurunkan berat badan dengan hasil instan tak akan bertahan lama.

Menurut Bluestone, saat kita tak lagi menjalani diet tersebut, biasanya berat badan akan kembali meningkat.

Misalnya, saat ini sedang populer diet keto. Memang pola diet ini bekerja maksimal untuk beberapa prang.

Namun, ahli diet kardiovaskuler bernama Kate Patton mengatakan, pola diet itu tak akan berhasil untuk semua orang.

"Sulit mempertahankan diet ketogenik dalam jangka panjang. Dan tidak ada bukti jangka panjang yang cukup untuk mendukung manfaat dari diet tinggi lemak ini," ucapnya.

Baca juga: 6 Kesalahan dalam Diet Keto yang Bikin Berat Badan Tak Turun

4. Andalkan riset

Diet mediterania atau diet DASH diklaim ampuh untuk mengatasi hipertensi. Zumpano mengatakan, pola diet itu diklaim sebagai diet terbaik berdasarkan laporan U.S. News & World Report.

Pola makan Mediterania telah banyak diteliti oleh pakar. Diet ini terbukti meningkatkan kesehatan jantung, kesehatan otak, dan harapan hidup. 

Diet ini menerapkan pola konsumsi tinggi sayur, buah, lemak sehat (seperti minyak zaitun), minyak ikan, biji-bijian, kacang-kacangan, serta daging tanpa lemak dan unggas dalam porsi kecil.

“Pikirkan itu bukan sebagai diet tetapi sebagai pola makan dan cara hidup,” tambah Ms. Patton.

Ia mengatakan riset secara konsisten mendukung manfaat dari pola makan gaya Mediterania, termasuk manfaatnya yan mampu mengurangi risiko penyakit jantung hingga 30 persen.

Sementara itu, Diet DASH menerapkan konsumsi tingi sayur dan buah yang dikombinasikan dengan produk susu dan hewani rendah lemak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com