Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/01/2019, 13:13 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

"Ada kemungkinan racun dalam asap merangsang respons peradangan yang menyebabkan jaringan menjadi resisten terhadap efek hormon insulin, yang mengatur glukosa dalam darah," tambahnya.

Tapi, Fern juga memprediksi adanya perilaku sosial lain yang bisa menyebabkan adanya kenaikan berat badan di kalangan para pecinta shisha ini.

Karena efeknya yag begitu buruk bagi kesehatan, peneliti menegaskan pentingnya generasi muda untuk mengurangi konsumsi shisha, khususnya di kalangan muda.

Menurut analisis 2018 dari University of Pittsburgh School of Medicine, menghisap shisha menyumbang lebih dari setengah volume asap tembakau yang dikonsumsi oleh perokok muda di AS.

“Sekarang ada bukti bahwa menghisap shisha sangat berbahaya," ucap Fern.

Ferns mengatakan, menghisap shisha berisiko pada beberapa jenis kanker dan semua penyakit

"Dari perspektif kebijakan kesehatan, penting bagi publik untuk mengenali risiko menghisap shisha," ucapnya.

British Heart Foundation mengklaim paparan zat beracun karena menghisap shisha sama halnya dengan kita menghisap 100 batang rokok.

Tembakau dalam shisha juga mengandung rokok, nikotin, tar, karbon monoksida dan logam berat seperti arsenik dan timah.

Kandungan tersebut sama halya dengan tembakau yang ada pada rokok biasanya.

Tentunya, ini berisiko pada jenis penyakit yang sama dengan perokok, seperti penyakit jantung, kanker, penyakit pernapasan, dan gangguan kehamilan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com