Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2019, 11:39 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Terlalu banyak mengonsumi alkohol atau makanan tak sehat selama lliburan tentu mempengaruhi kondisi tubuh.

Untuk mengatasi hal ini, banyak orang. berpikir untuk beralih ke gaya hidup sehat dengan mengonsumsi jus detoks. Sayangnya, cara ini seringkali menjadi bumerang bagi tubuh kita. 

Diet dengan jus detoks biasanya menuntut kita untuk menghindari makanan padat dan hanya mengonsumsi cairan yang terbuat dari buah dan sayuran segar untuk waktu tertentu.

Ini dipercaya membantu proses detoksifikasi atau menghilangkan racun tubuh, meningkatkan fungsi pencernaan, dan membantu penurunan berat badan.

Sayur dan buah memang kaya akan fitonutrisi. Namun, nutrisi akan berkurang dan kandungan gula meningkat saat diolah menjadi jus. Bahkan banyak orang biasanya menambahkan gula pada jus.

Gula yang berlebihan - bahkan jika itu gula alami - sulit bagi tubuh untuk diolah dan akhirnya disimpan sebagai lemak.

Baca juga: Buah dan Sayuran yang Sebaiknya Tak Dibuat Jus

Mengandalkan jus yang kurang serat, protein dan lemak untuk menyeimbangkan karbohidrat dapat membuat gula darah melonjak cepat.

Tingkat energi juga turut melonjak bersama dengan hal itu. Ini dapat menyebabkan kita mengidam makanan, makan berlebihan dan akhirnya berat badan meningkat.

Selain itu, tubuh membutuhkan protein, lemak, dan serat agar berfungsi dengan baik dalam berbagai cara.

Baca juga: Mengenali Kandungan Gula dalam Buah Segar, Kering dan Jus

Namun, kita tak perlu menghentikan konsumsi jus. Fitonutrien dalam jus bisa menjadi pelengkap makanan.

Untuk menjaga kadar gula tetap rendah, sebaiknya kita memilih jus sayur daripada buah yang notabene lebih tinggi kandungan gulanya.

Bagi kalian yang ingin menurunkan berat badat, fokus pada pola diet dengan makanan sehat, dan kurangi makanan olahan serta makanan tinggi gula.

Jagalah juga keseimbangan protein berkualitas, lemak sehat dan karbohidrat kompleks yang tepat untuk menyeimbangkan gula darah.

Cara ini juga dapat mengurangi nafsu makan serta mengendalikan hormon rasa lapar dan kenyang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com