Kreasi Seniman dalam Sneaker Siap Dilelang

JAKARTA, KOMPAS.com - Peritel sneakers dan apparel Our Daily Dose (ODD) bersama KIKS menggandeng empat seniman untuk mengkreasikan empat sneakers dalam program amal bertema “In Art We Trust".

Empat seniman yang diajak kerjasama yakni Muklay, Alipjon, Mandy CJ dan Ganiks.

Ide kegiatan ini menggabungkan budaya sneakers dan seni, yang dituangkan pada sepasang sepatu kemudian di pajang dalam sebuah frame. Masing-masing seniman diberikan satu sneakers (berukuran 10,5) dan bebas menuangkan ide serta gagasan mereka.

Berikut kreasi empat seniman yang digandeng ODD

KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Karya dari seniman Pop Art, Muklay, yang digandeng Our Daily Dose (ODD) dalam program charity In Art We Trust

Seniman mural dengan nama lengkap Muchlis Fahri ini menuangkan gagasan mengenai bencana dan proses setelahnya di atas sneakers serta backdrop.

Kepada Kompas.com, Muklay menyebut, manusia serba tidak tahu, termasuk soal bencana. Karena itu, ia memvisualisasikan lewat mahluk-mahluk "unidentified".

Di balik semua itu, Muklay memberikan warna terang di setiap warnanya, yang mencerminkan sebuah harapan terang setelah bencana.

"Jadi lebih pada ada harapan lebih terang dari setiap dari bencana" ujar Muklay.

KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Karya dari seniman kolase, Ganiks, yang digandeng Our Daily Dose (ODD) dalam program charity In Art We Trust

Ganiks memberikan sentuhan khasnya, kolase. Kendati tak banyak bermain pada sneakers, karya Ganiks laik diperhitungkan.

Kolase bertema bencana ini menyelipkan pesan untuk tetap tegar menghadapi bencana. Ganiks sendiri mengkreasikan dengan menaruu potongan gambar eye-catching, seperti tengkorak, bayi dan lain-lain.

"Selain itu, kolase beberapa layer juga menggambarkan hidup itu juga terdiri dari beberapa layer," ujar Ganiks.

KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Karya dari seniman mural, Alipjon, yang digandeng Our Daily Dose (ODD) dalam program charity In Art We Trust

Seniman muda ini menuangkan idenya dengan membuat gambar mengenai lukisan-lukisan di goa. Gambaran tersebut mengasumsikan bahwa orang-orang di dalam goa kala itu "raw".