Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Serat yang Dibutuhkan Agar Terhindar dari Masalah Kesehatan

Kompas.com - 17/01/2019, 07:22 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serat merupakan salah asupan penting bagi tubuh, termasuk nutrisi yang perlu ada setiap kali makan.

Serat tidak sekadar menjaga sistem pencernaan, juga membantu menurunkan beberapa risiko kesehatan, seperti kolesterol tinggi, diabetes tipe 2, hingga jenis kanker tertentu.

Dilansir dari Runner's World, penelitian terbaru mengungkapkan jumlah asupan serat yang tepat bagi tubuh. Studi meta-analisis tersebut diterbitkan dalam jurnal The Lancet dengan mengamati 185 studi prospektif dan 58 uji klinis dengan total 4.635 peserta.

Para peneliti menyimpulkan, mereka dengan asupan serat tertinggi memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung 30 persen lebih rendah, tingkat stroke 22 persen lebih rendah, dan tingkat diabetes tipe 2 dan kanker kolorektal 16 persen lebih rendah, dibandingkan dengan mereka yang makan dalam jumlah serat paling sedikit

Selain itu, mereka yang mengonsumsi serat paling banyak dalam makanan juga memiliki risiko rendah obesitas.

"Sebagian besar orang mengonsumsi serat di bawah 20 gram per hari, namun penelitian kami menunjukkan, kita harus memiliki setidaknya 25 hingga 29 gram per hari dari makanan seperti biji-bijian, sayuran, kacang-kacangan, dan buah," ujar rekan penulis studi Andrew Reynolds, yang juga seorang peneliti pasca-doktoral di departemen kedokteran Universitas Otago.

Makanan berserat tinggi membuat seseorang kenyang lebih lama, sehingga cenderung makan lebih sedikit, dan tidak berisiko menambah berat badan. Serat juga mengatur kadar gula darah dan insulin, yang dapat membantu mencegah diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Olahraga dan pola makan

Ilustrasi makanan sehat Foxys_forest_manufacture Ilustrasi makanan sehat
Beberapa orang menganggap, bila dirinya sudah melakukan olahraga dan aktivitas fisik, maka mereka bisa makan apa saja. Namun anggapan ini tidak selamanya benar.

Menurut Reynolds, orang-orang yang aktif secara fisik, memang sudah mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2 di masa mendatang. Ada pun keputusan untuk memilah makanan adalah cara lain untuk melindungi kesehatan.

"Penelitian ini menunjukkan, memilih biji-bijian, sayuran, kacang-kacangan, dan buah utuh adalah pilihan yang baik untuk dijadikan makanan pokok dan camilan," ujar Reynolds.

Penelitian ini muncul seiring meningkatnya popularitas diet rendah karbohidrat, seperti diet keto. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian ini, dan terdahulu--diet seimbang adalah yang terbaik jika ingin makan untuk tujuan kesehatan.

Faktanya, sebuah meta-analisis yang diterbitkan tahun lalu di The Lancet Public Health menemukan, mereka yang mengonsumsi karbohidrat kurang dari 40 persen total energi memiliki risiko kematian lebih tinggi, dibandingkan mereka yang mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah sedang atau 45 hingga 60 persen dari total energi mereka.

Selain itu, mereka yang mengonsumsi karbohidrat paling banyak—lebih dari 70 persen dari makannya—juga memiliki risiko yang meningkat. Hal itu menggarisbawahi keseimbangan nutrisi adalah hal penting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com