Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2019, 10:16 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak ditemukan pada 3000 tahun lalu (1000 sebelum Masehi), kopi menjadi salah satu tanaman yang diminati hingga kini. Bukan saja rasanya yang enak, kopi pun punya ragam manfaat.

Sayangnya, menurut studi terbaru, lebih dari setengah kopi dunia saat ini beresiko punah karena perubahan iklim, penggundulan hutan, penyakit dan kekeringan.

Demikian menurut kesimpulan studi yang menganalisis 124 spesies kopi. Ditemukan 75 spesies menghadapi ancaman kepunahan--dengan 13 dianggap sangat terancam punah, 40 terancam punah dan 22 diklasifikasikan sebagai rentan.

Temuan ini dipublikasikan di Science Advance dan Global Change Biology.

"Secara keseluruhan, risiko kepunahan di semua spesies kopi sangat tinggi-- hampir 60 persen--itu jauh di atas angka risiko kepunahan yang normal untuk tanaman," kata Aaron Davis, salah satu penulis utama studi tersebut kepada AFP.

Lebih dari dua miliar cangkir kopi dikonsumsi di seluruh dunia setiap hari.

Perdagangan global bergantung pada dua spesies, Arabika dan Robusta, dua biji kopi liar yang kita minum dan keduanya terdaftar di antara spesies yang terancam punah.

Namun, melindungi dan melestarikan spesies yang tidak digunakan untuk konsumsi sama pentingnya dengan memberikan stabilitas dan keanekaragaman, dan mungkin bisa berfungsi sebagai penangkal genetik terhadap penyakit tanaman tertentu.

"Beberapa spesies kopi yang dinilai belum terlihat di alam liar selama lebih dari 100 tahun dan ada kemungkinan beberapa di antaranya mungkin sudah punah," ujar Eimear Nic Lughadha, salah satu penulis penelitian lain.

Baca juga: Kopi Arabika Miliki Cita Rasa Terbaik?

Arabika--yang tumbuh secara alami di Ethiopia dan Sudan Selatan--menyumbang 60 persen dari industri bernilai miliaran dollar AS secara global, ada pun Robusta menyumbang 40 persen.

Di Ethiopia--produsen kopi terbesar di Afrika--tempat industri kopi lokal mempekerjakan hingga 15 juta orang, ini merupakan ancaman yang sangat mengerikan.

Tanaman kopi Arabika dapat menurun hingga 85 persen pada tahun 2080 dengan 60 persen lahan yang digunakan untuk pertanian kopi musnah pada akhir abad ini.

Suhu rentan

Para peneliti mempelajari data iklim senilai 40 tahun di negara itu dan menemukan, sepertiga dari Arabika liar tumbuh di luar kawasan konservasi yang dilindungi. Kondisi ini membuat spesies ini semakin rentan terhadap efek kenaikan suhu dan penggundulan hutan.

Di sisi lain studi tersebut mencatat, upaya konservasi saat ini belum cukup untuk menjaga spesies dilindungi.

Dalam jangka pendek hal ini memang belum mengkhawatirkan.

"Dalam jangka panjang jika kita tidak bertindak sekarang untuk melestarikan sumber daya utama itu, kita tidak memiliki masa depan yang sangat cerah untuk pertanian kopi," kata Davis.

Penelitian tersebut dilakukan dengan panduan dari International Union for Conservation of Nature, organisasi yang menerbitkan global red list spesies terancam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com