Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2019, 18:29 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus penderita obesitas asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Titi Wati (37), menyedot perhatian banyak kalangan masyarakat.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, jumlah penderita obesitas memang terus meningkat, bahkan Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Kirana Pritasari menuturkan, perilaku makan dan aktivitas saling berkontribusi terhadap faktor risiko obesitas seseorang.

Ketika berat badan sudah terlanjur berlebih, seperti kasus Titi Wati yang mencapai berat badan 220kg, maka perlu ada berbagai intervensi yang dilakukan.

"Tidak bisa hanya diberi nasihat diet. Bagaimana cara dietnya dan berapa lama," kata Kirana dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (18/1/2018).

Untuk itu, upaya pencegahan perlu dilakukan. Salah satunya mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

Beberapa kegiatan yang dianjurkan di antaranya meningkatkan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup sehat, pemeriksaan kesehatan berkala, dan lainnya.

"Minimal satu tahun sekali kita tahu kondisi kesehatan kita. Menimbang (berat badan) kan tidak susah, bisa hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) kita jika obesitas maka harus mengurangi asupan," tuturnya.

Beberapa tahapan yang bisa dilakukan agar terhindar dari obesitas, di antaranya

1. Mengubah gaya hidup
Beberapa gaya hidup yang berpotensi meningkatkan faktor risiko obesitas antara lain kebiasaan merokok, konsumsi gula dan garam berlebih, kurangnya aktivitas fisik, serta kurang konsumsi sayur dan buah.

Namun, bukan berarti konsumsi gula, garam dan lemak dilarang sepenuhnya. Hal terpenting adalah mengkonsumsi seperlunya.

Untuk gula dianjurkan tidak lebih dari empat sendok makan (50gram) perhari, garam maksimal 1 sendok teh (2gram) dan lemak maksimal 5 sendok makan (67gram).

"Tetap butuh asupan gula, garam, lemak namun tidak berlebihan," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes, Cut Putri Arianie.

Untuk itu, masyarakat juga dianjurkan untuk semakin jeli melihat label gizi pada kemasan makanan sehingga bisa menakar asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh.

2. Mengukur kelayakan berat badan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com