Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/01/2019, 11:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber CNN

Menurut Tompkins, toleransi tiap orang terhadap "berantakan" sangat berbeda. Dua barang yang tergeletak di lantai bagi si A bisa membuatnya kesal, tapi bagi si B mungkin tak dianggap apa-apa.

Walau begitu, barang-barang yang menumpuk di rumah bisa menyebabkan stres visual dan menyerap energi.

Kita akan merasa lebih rileks saat lingkungan sekitar lebih lapang dan bersih. Kita akan memproses informasi secara berbeda karena secara visual lebih sedikit "noise" ke otak.

"Ketika kita menyumbangkan barang-barang yang tak terpakai di rumah pada orang yang memang membutuhkan, secara psikologi kita akan merasa lebih bahagia juga," kata Tomkins.

Strategi

Setiap orang pada dasarnya ingin tempat tinggalnya rapi, tapi tidak tahu harus mulai dari mana.

Itu sebabnya, orang-orang seperti Delap, Kondo, atau Leeds, bisa membantu kita menemukan strategi untuk merapikan rumah.

Ada banyak cara untuk mendapatkan strategi beres-beres yang efektif. Misalnya bergabung dengan komunitas dengan minat yang sama, mengikuti seminar, membaca buku, atau semudah menonton serial Marie Kondo.

Nah, ketika akan mulai mempraktikkan, ingatlah jangan membuat target yang terlalu tinggi. Anda bukanlah Marie Kondo dan tak akan pernah menjadi dia.

Bebenah rumah seharusnya merupakan pekerjaan yang ringan, rutin dan terus menerus.

Untuk awalnya, kita memang perlu menyisihkan waktu untuk melakukan beberes besar-besaran, lalu setelahnya tinggal maintenance saja.

Hindari terlalu kritis terhadap diri sendiri saat sedang beberes dan jangan mengajak orang yang justru malah mengejek usaha kita.

Mengatur barang adalah sebuah keterampilan, jadi memang perlu diasah. Semakin rutin kita beberes, makin cepat dan efektif pekerjaan kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com