Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jual Kulit Ular, Model "Swimsuit" Stephani Scolaro Divonis Bersalah

Kompas.com - 23/01/2019, 13:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Sepandai-pandai tupai melompat, pasti akan jatuh jua.

Kira-kira peribahasa itu tepat disematkan kepada Stephani Scolaro, model pakaian renang, yang juga anak taipan pertambangan Italia Fransesco Scolaro.

Laman New York Post memberitakan,Scolaro divonis bersalah dan dijatuhi hukuman 12 bulan pengabdian ke masyarakat --kerja 160 jam tanpa bayaran.

Pasalnya, dia terbukti dan mengakui telah mengimpor busana berbahan kulit ular piton secara ilegal ke Inggris.

Awalnya, Scolaro bermaksud menjual barang-barang tersebut melalui akun Instagram dan situsnya, SS Pyhton.

Vonis ini bermula ketika Scolaro diselidiki polisi setelah sebuah bungkusan berisi 10 topi kulit python dan dua tas disita pada November 2016 di Bandara Leipzig oleh Bea Cukai Jerman.

Bingkisan itu dimaksudkan untuk dikirim ke Scolaro yang berada di alamat orangtuanya di Mayfair, London, Inggris.

Baca juga: Khusus Kaum Hawa, Nike Rilis Air Jordan 1 dengan Kombinasi Kulit Ular

Scolaro kemudian didakwa pada Oktober 2018 dengan dua tuduhan.

Pertama tentang mengimpor barang dengan maksud menghindari aturan; dan empat tuduhan lain terkait penjualan spesies yang diimpor secara ilegal.

Saat vonis Scolaro baru-baru ini, Hakim Michael Gledhill QC yang menangani kasus tersebut menyebut, perempuan berusia 26 tahun itu hanya mementingkan diri sendiri.

"Seluruh hidupnya berpusat pada dirinya sendiri," ujar Gledhill.

Sementara itu, Sara Bailey, penyidik kasus ini mengatakan ular phyton adalah satu dari banyak spesies yang dilindungi di bawah Convention on International Trade in Endangered Species.

Itu adalah perjanjian internasional untuk melindungi tanaman dan hewan yang terancam punah.

"Setiap perdagangan di luar kerangka hukum dapat mengancam status konservasi populasi liar yang tersisa dan berkontribusi terhadap penurunan populasi di alam liar," kata dia.

Merasa diintimidasi

Menurut Scolaro, ia merasa mengalami intimidasi serta mendapat perlakuan tak adil karena kasus ini.

Salah satu alasannya adalah latar belakang sang ayah yang merupakan pengusaha kaya raya.

Dia berpendapat, jika kasus tersebut terjadi pada seseorang tanpa banyak followers di Instagram atau pria yang tidak begitu populer di media sosial, maka akan berbeda.

Tak itu saja, Scolaro bahkan mengklaim menerima ancaman pembunuhan karena kasus tersebut.

"Saya merasa seperti diintimidasi, dan saya menerima ancaman," kata Scolaro.

Baca juga: Supreme dan The North Face Kolaborasi Bikin Motif Kulit Ular

"Orang-orang mengatakan mereka akan melemparkan cairan acid ke wajah saya dan harus menguliti saya hidup-hidup--itu sangat jauh melenceng."

Sisi positifnya, Scolaro mengatakan, pengalaman yang dialmi mendorongnya untuk menjadi seorang aktivis hak-hak hewan.

"Saya sekarang ingin menjadi bagian dari kampanye hak-hak hewan untuk mendidik masyarakat," kata dia.

"Orang-orang bisa belajar dari kesalahan saya," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com