Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

97 Tahun Lalu, Manusia Dapat Suntikan Insulin untuk Kali Pertama

Kompas.com - 23/01/2019, 17:36 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Diabetes menjadi masalah besar bagi setiap orang. Penderitanya juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Salah satu faktor menjadikan orang terkena penyakit ini adalah gaya hidup kurang sehat, pola makan yang tak terkontrol, atau bisa jadi karena faktor keturunan. Maka tak jarang penyakit ini menjadi momok yang ditakuti banyak orang.

Pada 1920-an, sebuah terobosan muncul di Universitas Toronto, Kanada, ketika Frederick Banting dan Charles Best berhasil mengisolasi insulin dari subyek uji seekor anjing.

Hasilnya, cara ini bisa menghilangkan gejala diabetes pada anjing dan membuat anjing itu kembali dalam keadaan normal.

Pada waktu itu belum ada obat yang mujarab menyembuhkan penyakit diabetes. Penemuan ini seakan jadi jawaban atas berbagai pencarian.

Selain itu, Banting dan Best membuktikan penemuannya menjadi obat yang mujarab. Suntikan insulin terbukti menjadi pengobatan efektif pertama untuk diabetes, penyakit di mana glukosa terakumulasi dalam jumlah tinggi dalam darah.

Dua bulan kemudian, dengan dukungan JJR MacLeod dari University of Toronto, kedua ilmuwan mulai persiapan untuk perawatan insulin dengan subyek manusia.

Dengan meminta bantuan ahli biokimia JB Collip, mereka dapat mengekstraksi formula insulin yang cukup murni dari pankreas sapi dari rumah jagal.

Baca juga: Hari Diabetes Sedunia, Asal Usul dan Tujuan Penetapannya..

Uji coba pada manusia

Pada 23 Januari 1922, seorang pasien laki-laki di di Rumah Sakit Umum Toronto, Kanada, menjadi orang pertama yang menerima dan menyuntikkan insulin untuk mengobati diabetes.

Dilansir dari History.com, laki-laki bernama Leonard Thompson ketika itu didiagnosis menderita diabetes. Dia keluar masuk rumah sakit dan sempat koma karena diabetes.

Pada waktu itu, beratnya hanya 27 kilogram. Setelah kesepakatan dengan tim dokter, suntikan insulin hasil ciptaan Banting diujicobakan ke pasien ini.

Leonard Thompson ketika dewasatrumanlibrary.org Leonard Thompson ketika dewasa
Ayah Leonard Thompson setuju bahwa putranya harus menjadi orang pertama yang menguji insulin, yang belum pernah dicoba pada manusia lain.

Terbukti, cairan itu mampu memperbaiki kondisi Thompson pada awalnya dan mengembalikan kadar glukosa darahnya kembali normal dan gejalanya mulai berangsur-angsur menghilang,

Namun, Thompson hanya mencapai usia 27 tahun saja. Setelah 13 tahun mendapatkan suntikan insulin, ternyata tubuhnya tetap tak mampu mengendalikan efek diabetes seutuhnya. Dia meninggal karena dianggap mendapatkan komplikasi pneunomia.

Baca juga: Hari Diabetes Sedunia, Ini Sejumlah Fakta Mengenai Penyakitnya

Insulin tersedia luas

Pada 1923, insulin telah tersedia secara luas. Penemuan ini menyelamatkan banyak nyawa di seluruh dunia. Banting dan Macleod dianugerahi Hadiah Nobel dalam kedokteran.

Sebuah perusahan bernama Eli Lilly and Company mencatatkan keberhasilannya memproduksi insulin secara massal (berasal dari pankreas babi dan sapi). Mereka menamakan produk mereka "Iletin."

Produksi massal itu menandakan pertama kalinya dalam sejarah manusia bahwa diabetes bukan hukuman mati.

Pada tahun 1950, Novo Nordisk, Inc memperkenalkan insulin terbarunya. Ini memungkinkan perawatan yang lebih fleksibel.

Tahap selanjutnya, insulin pertama yang direkayasa secara genetik tersedia pada tahun 1982. Berasal dari bakteri E coli, Eli Lilly mulai menjualnya dengan merek "Humulin."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com