Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/01/2019, 07:57 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Di balik secangkir kopi yang nikmat ada kerja keras para petani kopi dan mitranya, termasuk para master roaster yang memilih biji kopi terbaik.

Master Roaster Tanamera Coffee John Lee bercerita tentang bagaimana dirinya rutin berkeliling ke sejumlah daerah di Indonesia untuk mencari potensi biji kopi terbaik.

“Mimpi saya bikin kopi Indonesia kualitasnya semakin luar biasa dan lebih dikenal pasar dunia. Lebih kompetitif dan rasa lebih baik.”

Hal itu diungkapkan John pada konferensi pers ulang tahun kelima Tanamera Coffee yang dilaksanakan di gerai Tanamera Coffee Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (24/1/2019).

John sudah berkeliling ke sejumlah daerah di tanah air, mulai dari ujung Pulau Sumatera hingga Papua.

Master Roaster Tanamera Coffee John Lee saat menjelaskan mengenai kopi pada konferensi pers ulang tahun kelima Tanamera Coffee di gerai Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (24/1/2019).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Master Roaster Tanamera Coffee John Lee saat menjelaskan mengenai kopi pada konferensi pers ulang tahun kelima Tanamera Coffee di gerai Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (24/1/2019).
Dalam setahun, ia bisa menghabiskan waktu sekitar 3 hingga 4 bulan untuk menetap di satu wilayah dan mengeksplorasi daerah tersebut, termasuk daerah yang terpencil di lereng-lereng gunung.

“Saya memang jalan-jalan di kebun terus. kadang saya jalan kaki naik gunung ketinggian 1500-2000 mdpl-an, kadang motor juga enggak bisa mengakses jadi jalan kaki 2-3 jam sampai ke kebun, sampai ke rumah petani,” tuturnya.

Selain menemukan potensi biji kopi terbaik, John bersama Tanamera juga memberi edukasi kepada petani setempat agar mampu mengolah kopi dengan baik.

Sebab, banyak petani di daerah yang menurutnya masih belum memahami cara bertani kopi yang tepat.

Padahal, biji kopi terbaik memerlukan pengawasan yang ketat mulai dari hulu hingga ke hilir.

Kualitas tentukan rasa

Pengolahan biji kopi sendiri harus melalui tahapan yang panjang. Mulai dari pemetikan, mengupas, hingga menjemur biji kopi. Semua tahapan penting dan harus dilakukan secara tepat.

Kualitas biji kopi menentukan rasa kopi. Biji kopi yang kualitasnya buruk tentu saja akan menghasilkan kopi yang rasanya juga kurang nikmat.

“Kami diskusi terus agar kualitas kopinya semakin bagus,” kata dia.

Baca juga: Lebih dari Separuh Kopi Dunia Terancam Punah

Masing-masing daerah memiliki potensi untuk berkembang, misalnya dari segi rasa biji kopi.

Namun, setiap daerah memiliki kondisi yang berbeda. Mulai dari faktor alam hingga fasilitas yang tersedia. Di situ lah peran John dan Tanamera untuk membantu petani menemukan solusi.

“Saat saya keliling, memang permintaannya berbeda-beda, fasilitas beda, jadi saya tetap harus lihat dulu. Kadang fasilitas sudah ada, tapi mereka masih banyak yang belum tahu, kurang edukasi. Jadi saya ajarkan dulu,” jelasnya.

Ilustrasi kopi5second Ilustrasi kopi

Beda daerah beda rasa

Kopi dari daerah yang sama bisa memiliki perbedaan rasa karena ditentukan oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah kondisi tanah tempat menanamnya.

“Tanah satu dan dua beda nutrisinya, kalau nutrisi beda, rasa juga beda,” kata John.

Biji kopi Toraja, misalnya, menurutnya punya rasa yang lebih manis sementara kopi Gayo lebih kompleks dan lebih asam dibandingkan biji kopi dari daerah lain.

Lalu biji kopi di daerah Bali, misalnya, yang menurutnya memiliki rasa ‘fruity’ cukup kuat. Hal itu dikarenakan pohon jeruk ditanam bersebelahan dengan pohon kopi sebagai tanaman pelindung.

Baca juga: Kesalahan Sederhana yang Sebabkan Cita Rasa Kopi Rusak

Tanaman kopi sendiri memang membutuhkan tanaman pelindung untuk menghindari sinar matahari langsung yang bisa merusak tanaman kopi.

Karena biji kopi dari setiap daerah memiliki rasa yang berbeda, maka tidak ada rasa yang terbaik. Masing-masing memiliki keunggulan tersendiri.

“Tidak bisa bicara mana yang lebih bagus karena berbeda-beda, potensinya sama-sama bagus,” ucapnya.

Menjaga keberlangsungan produksi biji kopi berkualitas bukanlah pekerjaan yang mudah. Agar bisa bertahan sekaligus memperluas jangkauan pasarnya, diperlukan riset jangka panjang serta kerja sama berbagai pihak.

“Setelah diedukasi, tiga-empat tahun baru bisa bikin data, yang cocok (di daerah tersebut) varietas apa, prosesnya seperti apa, baru bisa membuatnya long-lasting,” papar John.

Menginjak usianya yang kelima pada 24 Januari 2019, Tanamera sukses membuka 11 gerai di lima kota besar di Indonesia. Tahun ini Tanamera akan melakukan perluasan pasar di tiga kota, yaitu Palembang, Medan dan Semarang.

Tanamera juga akan berekspansi ke pasar Asia dimulai dari Singapura dan Malaysia sebagai bagian dari komitmen untuk terus memperkenalkan kopi nusantara ke pasar internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com