Diet tinggi lemak ternyata tak dapat mempertajhankan kadar hormon tersebut dengan lebih baik.
Ini berarti, diet rendah karbohidrat adalah pilihan yang lebih baik daripada diet rendah lemak.
Baca juga: Mengenal Diet CICO, yang Penting Kalori Masuk dan Keluar Sama
Riset 2017 yang diterbitkan Journal of Human Kinetics menemukan, atlet yang melakukan diet rendah karbohidrat atau tinggi lemak mengalami peningkatan kinerja.
Secara khusus, otot-otot mereka tampaknya menyimpan energi dan membakar lemak lebih efisien daripada otot-otot atlet yang mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat, namun rendah lemak.
Menurut periset, perubahan ini dapat membantu mencegah penurunan kinerja selama tahap akhir dari kegiatan ketahanan, seperti saat melakukan olahraga atau latihan CrossFit.
Pada dasarnya, mengonsumsi makanan rendah karbohidrat tampaknya mencegah kelelahan ekstrem.
Baca juga: Diet Jus Tak Selamanya Baik untuk Tubuh
Banyak riset membuktikan, jaringan adiposa visceral, dikaitkan dengan tingkat penyakit metabolik yang tinggi.
Adiposa visceral adalahjenis lemak yang terkumpul di sekitar bagian tengah tubuh, dan membuat perut buncit.
Nah, mengurangi asupan karbohidrat juga dapat mengurangi lemak berbahaya ini.
Selain itu, mengonsumsi makanan rendah kabohidrat menyebabkan 15 persen penurunan lemak visceral, dibandingkan diet tinggi karbohidrat.
Demikian kesimpulan tiset yang diterbitkan dalam Proceedings of the Nutrition Society.
Baca juga: Diet Sehat bagi Tubuh dan Lingkungan, Yuk Coba!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.