Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Apakah Facebook di Ambang Kematian?

Kompas.com - 25/01/2019, 19:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI INDONESIA, negara terbesar Asia Tenggara yang memiliki ekonomi kuat dan penduduk 265 juta jiwa, Facebook menghadapi kebuntuan yang tidak terduga.

Setelah 12 tahun mengalami pertumbuhan pesat secara global, platform media sosial kegemaran mahasiswa yang telah mendominasi pasar modal dengan nilai aset 414 miliar dollar AS itu kini telah menjadi media sosial bagi orang-orang “tua”.

Sepertinya, Facebook tidak menarik lagi bagi target utama mereka, yaitu kalangan muda yang terdidik dan pengguna telepon genggam. Sebaliknya, mereka kini sudah tidak lagi mengakses Facebook.

Alasannya? Sederhana. Anak muda melihat Facebook sebagai media sosial yang kuno dan ketinggalan jaman. Algoritma yang membosankan yang memprioritaskan konten keluarga dan kerabat ketimbang konten lain yang lebih menarik.

Baca juga: Aplikasi Facebook Moments Akan Ditutup Karena Sepi Peminat

Facebook memang masih tetap menjadi pilihan utama di pasar-pasar tertentu. Di Myanmar, misalnya, sekitar 91 persen pengguna internet masih sering mengakses Facebook.

Apakah tingkat aksesibilitas ini dapat dipertahankan, mengingat pengguna dari Yangon, Mandalay, dan sekitarnya kini semakin melek teknologi? Tentu ini merupakan persoalan lain.

Di belahan dunia lain, Facebook selalu dihadapkan dengan isu keamanan data dan ujaran kebencian. Namun isu tersebut tidak terlalu diperhatikan di negara ASEAN.

Hanya sedikit orang di Jakarta atau Kuala Lumpur yang mengetahui tentang tuduhan terhadap Sheryl Sandberg, Chief Operating Officer Facebook yang tenar atas serial bukunya “Lean In”.

Kita sudah terbiasa dengan orang-orang bermuka dua yang tidak kita sangka sebelumnya.
Masalah utama Facebook adalah bahwa platform ini sudah sangat MEMBOSANKAN.

Platform yang dulu merajai media sosial seperti Myspace, Bebo, dan Friendster telah hilang dalam kuburan digital. Mungkinkah Facebook mengalami hal serupa? Inikah awal dari akhir Facebook?

Ketika saya berjumpa dengan sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada di pusat kebudayaan Indonesia, Yogyakarta, pada Desember lalu, mereka bercerita startup Mark Zuckenberg ini sudah menunjukkan tanda-tanda keredupan yang nyata.

Rully Satria, seorang mahasiswa 20 tahun dari Padang, menilai Facebook sudah ketinggalan zaman. “Saya sudah jarang membuka Facebook. Kalaupun buka Facebook, itu hanya untuk cek kabar keluarga,” katanya.

Sekitar 50 persen pengguna internet di Indonesia berasal dari pengguna berusia 19 hingga 34 tahun. Sebagian besar milenial, sepeti Rully, tumbuh dewasa bersama dengan perkembangan internet.

Baca juga: Facebook Gratiskan Teknologi Upload Foto HD dengan Bandwidth Minim

 

Namun demikian, pada 2018 jumlah pengguna baru terbanyak Facebook berasal dari pengguna berusia 45 hingga 55 tahun. Ini menunjukkan Facebook kini telah menjadi media sosial bagi orang tua dan kakek-nenek para milenial.

“Hanya orangtua, paman dan tante saja yang masih menggunakannya”, tambah Rully.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com