Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2019, 16:31 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Diet puasa atau intermittent fasting adalah salah satu metode diet yang sering diandalkan untuk menurunkan berat badan. Sama seperti namanya, diet ini dilakukan dengan cara menahan makan alias berpuasa selama beberapa waktu, tapi masih boleh minum.

Jenis diet yang satu ini ternyata tidak boleh dilakukan oleh sembarangan orang, lho! Lantas, siapa saja yang boleh melakukan diet puasa?

Sebenarnya, diet itu artinya mengatur pola makan sesuai dengan kebutuhan. Jadi, apapun diet yang kita lakukan pastikan memang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh masing-masing.

Nah, sama seperti diet-diet lainnya, diet puasa mengharuskan kita untuk mengatur jadwal makan dan jadwal puasa sekaligus. Karena itulah, jadwal puasa dalam diet ini justru bisa berisiko atau bahkan membahayakan beberapa orang, misalnya bagi yang punya penyakit tertentu.

Baca juga: Diet Puasa Dianggap Kurang Efektif Jangka Panjang

Berikut ini tipe-tipe orang yang diperbolehkan melakukan diet puasa, meskipun memang mesti harus di bawah pengawasan ahli gizi atau dokter spesialis gizi.

1. Punya berat badan berlebih

Orang dengan berat badan berlebih sangat dianjurkan untuk menjalani program diet dengan puasa. Pasalnya, jenis diet ini akan membuat kamu makan lebih sedikit, sehingga asupan kalori yang masuk ke tubuh jadi lebih mudah dikendalikan.

Diet puasa juga dapat membantu meningkatkan produksi hormon norepinefrin, yaitu hormon yang berperan untuk membakar lemak. Semakin banyak lemak yang dibakar, maka metabolisme juga akan meningkat.

Bahkan, sebuah penelitian dari jurnal Translational Research tahun 2014 menunjukkan bahwa diet puasa dapat menurunkan berat badan hingga 3-8 persen selama 3-24 minggu.

2. Sering makan terlalu cepat dan banyak

Bagi mereka yang terbiasa makan terlalu cepat dan dalam porsi banyak, coba kendalikan pola makan melalui intermittent fasting. Diet jenis ini bisa membantu menahan kebiasaan kalap makan.

Secara perlahan, tubuh akan belajar menghambat pelepasan hormon ghrelin alias hormon lapar sedikit demi sedikit. Alhasil, kamu akan terbiasa makan pelan-pelan dan mengontrol porsi makan dengan sendirinya.

3. Punya masalah prediabetes

Kamu tidak terkena diabetes tapi kadar gula darah sudah tinggi? Yuk, coba diet ini untuk menurunkan gula darah!

Robin Foroutan, MS, RDN, seorang juru bicara dari Academy of Nutrition and Dietetics, mengungkap kepada Prevention bahwa diet puasa bisa membantu memancing sel-sel tubuh supaya lebih peka terhadap insulin.

Jeda waktu antara puasa dan makan akan membuat tubuh lebih jarang memompa insulin, sehingga gula darah jadi lebih mudah dikendalikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com